Yewangoe: Presiden Terpilih Harus Mampu Merekatkan Rakyat

PGI – Jakarta. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah selesai melakukan rekapitulasi penghitungan suara Pilpres 2014, Selasa (22/07/2014). Hasilnya adalah pasangan Jokowi-JK mengungguli suara Prabowo-Hatta, sehingga Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) dinyatakan sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI untuk periode 2014-2019. Menanggapi hasil penghitungan akhir suara dari KPU, Pdt. Dr. A. A. Yewangoe (Ketua Umum PGI) mengatakan bahwa kita patut menghormati hasil dari KPU ini karena hasil perhitungan tersebut adalah sah dan legitim. “Saya ucapkan selamat kepada Jokowi-JK yang terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI,” demikian kata Yewangoe di ruang kerjanya di PGI (23/07/2014).

Yewangoe menambahkan: “Kita patut bersyukur bahwa Pilpres 2014 ini berlangsung dengan baik, aman, tertib, damai, dan transparan, meskipun di sana-sini masih ada kekurangan dan bahkan kecurangan di kedua belah pihak tim sukses para capres/cawapres, tetapi itu tidaklah signifikan mempengaruhi total penghitungan suara.”

Yewangoe sendiri memuji dan memberi apresiasi kepada masyarakat Indonesia yang makin dewasa dalam menyikapi Pilpres ini. Masyarakat legowo menerima hasil penghitungan suara nasional dan keputusan yang dikeluarkan KPU. Ini menunjukkan bahwa masyarakat yang sebelumnya hampir terpecah belah karena persoalan tindak kekerasan dan pelanggaran HAM, kini masyarakat tampak dapat bersatu kembali. Ini memperlihatkan proses demokrasi di Indonesia dapat berjalan dengan baik.

Khusus kepada pasangan Prabowo dan Hatta, Yewangoe menyampaikan bahwa kita perlu memberi penghargaan kepada Prabowo-Hatta karena kesediaan mereka menjadi rival yang seimbang dalam proses demokrasi di Indonesia.

Untuk pasangan Jokowi-JK, Yewangoe berharap agar keduanya mampu merekatkan kembali rakyat Indonesia dalam persatuan dan kesatuan dan tidak tenggelam dalam “gurita” neokapiltalisme yang menimbulkan jurang di antara rakyat. Yewangoe sangat yakin bahwa presiden terpilih ini mampu mempertahankan kemajemukan (pluralitas), apalagi Jokowi sangat tegas memegang teguh konstitusi negara kita, UUD 1945, dan Pancasila.

Ditulis oleh: Boy Tonggor Siahaan

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*