NIAS,PGI.OR.ID-Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly dan Gubernur Sumatera Utara H T Erry Nuradi meresmkian pembukaan Persidangan Majelis Sinode BNKP ke-58 di Kecamatan Tolu, Nias Utara, Rabu (5/07).
Yasonna mengingatkan bahwa peran gereja jangan dilihat dari banyaknya jemaat saja, namun seberapa dilihat dari kepedulian gereja mengkritisi kejadian di tengah masyarakat.
Peresmian ditandai dengan pemukulan gong oleh Yasonna dan Erry didampingi Anggota DPR RI Marinus Gea, Ketua Umum PGI Pdt Dr Henriette Hutabarat-Lembang, Ephorus BNKP Pdt DR Tuhoni Telambanua, MSi, Bupati dan Wakil Bupati se Kabupaten Nias, Forkompimda se Kepulauan Nias, tokoh masyarakat DL Sitorus. Persidangan dihadiri perwakilan seluruh BNKP se Indonesia yang digelar pada 05-10 Juli 2017.
Dalam sambutannya Yasonna Laoly mengharapkan agar Gereja BNKP dan gereja di Indonesia tidak berdiam diri menyaksikan multi krisis yang melanda dunia yang juga berimbas ke tanah air.
“Sudah saatnya gereja-gereja di Indonesia tidak hanya berdiam diri atau sekedar saling mendoakan, tetapi harus melangkah lebih maju, yaitu menciptakan partnership yang kongkrit, kerjasama yang nyata untuk mengatasi kemiskinan, ketidakadilan, radikalisme agama dan persoalan lingkkungan hidup,” kata Yasonna.
Yasonna mengatakan bahwa persoalan gereja dan bangsa tidak bisa diatasi oleh salah satu gereja saja, tapi harus diatasi oleh partnership bersama gereja, bahkan bersama umat beragama lainnya.
“Saya percaya bahwa BNKP dalam menghadapi situasi politik, hukum dan HAM saat ini dapat menyikapi dengan bijak,” kata Yasonna.
Yasonna juga percaya bahwa BNKP adalah salah astu komponen bangsa yang bisa memainkan peranan yang sangat penting bagi kebaikan bangsa dan umat manusia.
Sementara itu, Gubsu H T Erry Nuradi dalam sambutannya di hadapan jemaat berharap Sidang Sinode ke -58 BNKP nantinya mampu melahirkan rekomendasi program yang dapat meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan pembangunan keagamaan maupun sosial kemasyarakatan. (Reporter88.com)