World Peace Forum ke-8 Digelar di Solo, Tokoh Lintas Agama Dunia Akan Hadir

Jumpa pers persiapan kegiatan World Peace Forum ke 8. (foto: detik.com)

JAKARTA,PGI.OR.ID-Acara World Peace Forum (WPF) ke-8 akan digelar di Kota Solo, Jawa Tengah, pada 17-18 November 2022 mendatang. Acara tersebut akan dihadiri tokoh lintas agama dan cendekiawan dunia.

“Acara WPF ke-8 akan dihadiri Ketua MPR RI Bapak Bambang Soesetyo, Ketua Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla, bersama beberapa tokoh dunia terkemuka seperti Dr. Katherine Marshall (Vice President of the G-20 Interfaith Association). Kemudian, Dr. Muhammad Al-Issa (Secretary General of Muslim World League), YB Tuan Muhammad bin Sabu (Former Minister of Defense of Malaysia), Judge Dr Muhamed Abdelsalam (Secretary General of Muslim Council of Elders), dan Rev. Laurent Basanese (Vatican’s Pontifical council for Interreligious Dialogue) dan masih banyak lagi,” ungkap Chairman of World Peace Forum (WPF) Prof Din Syamsuddin pada wartawan, Senin (31/10/2022).

Ditambahkan, dalam WPF ke-8 ini akan mengusung tema ‘Human Fraternity and the Middle Path for Peaceful, Just and Prosperous World’. Sesuai dengan tujuan penyelenggaraan, WPF juga mengundang para tokoh dan pemuka agama. “Untuk WPF ke-8 ini kami mengusung tema yang menonjolkan semangat persaudaraan kemanusiaan, berbunyi ‘Human Fraternity and the Middle Path for Peaceful, Just and Prosperous World’ yang dikemas dalam format diskusi saling berbagi gagasan (sharing ideas discussion). Sesuai dengan tujuan juga, kami akan undang para tokoh dan pemuka agama lslam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu, serta kalangan akademisi, intelektual, media, negarawan, pengusaha, dan politisi dari berbagai negara,” ujarnya

Sementara itu, Wakil Ketua Steering Committee DPP Muhammadiyah Syafiq A. Mughni menjelaskan bahwa di sesi terakhir acara WPF tersebut, akan diresmikan ‘World Fulcrum of Wasatiyat Islam’. “Pada sesi akhir, Prof. Din Syamsuddin akan meluncurkan secara resmi berdirinya ‘World Fulcrum of Wasatiyat Islam’ agar tidak hanya sekedar wacana yang beredar di kalangan tokoh-tokoh tertentu yang hadir, tetapi ada gerakan yang berkelanjutan. Kemudian ini menjadi sebuah kekuatan yang menggerakkan masyarakat internasional agar bisa benar-benar mengadopsi wasatiyat itu di dalam pemikiran keagamaan maupun di dalam keagamaan,” ujar Syafiq.

‘World Fulcrum of Wasatiyat Islam’ akan menjadi sebuah lembaga yang berkelanjutan. Dia berharap lembaga itu bisa membangun perdamaian dunia. “Karena itu ini akan menjadi sebuah lembaga, tetapi yang jelas ini sangat diperlukan agar gerakan ini menjadi sustainable, tidak pada saat forum saja tetapi ini menjadi gerakan yang bisa membangun budaya perdamaian, kemasyarakatan dan menjadi benteng kuat untuk mencegah konflik dan ketidakadilan di dunia,” tuturnya.

Dia berharap, partisipan dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman wasatiyat tersebut. Sebab menurutnya zaman sekarang banyak tokoh dan ilmuan yang mengerti tentang Islam meskipun mereka bukan seorang muslim. “Partisipan dari berbagai agama juga diharapkan untuk memberikan kontribusi terhadap pemikiran atau pemahaman wasatiyat itu menurut prespektif islam. Karena jaman sekarang ini banyak juga ilmuan atau tokoh yang sesungguhnya sangat fasih berbicara tentang Islam sekalipun mereka bukan seorang muslim. Karena itu partisipasi antarbangsa dan agama menjadi sangat penting dalam membentuk perspektif islam dalam wasatiyat ini,” pungkasnya.

Diketahui, World Peace Forum (WPF) ke-8 akan dilaksanakan di Solo pada 17-18 November 2022 oleh CDCC (Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations) pimpinan Prof. Dr. Din Syamsuddin, bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan The Cheng Ho Multi Culture Education Trust, sebuah LSM Malaysia berpusat di Kuala Lumpur pimpinan Tan Sri Lee Kim Yew.

WPF ke-8 yang akan diselenggarakan menjelang perhelatan akbar Muktamar ke-48 Muhammadiyah di kota yang sama pada 19-20 November 2022 tersebut merupakan kelanjutan dari WPF terdahulu, sejak WPF ke-1 (2006) hingga WPF ke-7 (2019), di mana semua tema dan diskusinya difokuskan pada upaya membangun budaya dialog antar agama bagi terciptanya perdamaian, keadilan dan kesejahteraan global.

 

Pewarta: Markus Saragih