Workshop dan Konsultasi Regional untuk Isu HIV dan AIDS di Asia

CHIANG MAI,PGI.OR.ID-Masih tingginya angka penularan HIV dan AIDS di Asia diiringi masih kuatnya stigma terhadap Sesama Manusia yang terinfeksi HIV & AIDS (SEMATHA), menjadi perhatian bagi Christian Conference of Asia (CCA). Pada 19-22 Maret 2019 telah terselenggara Regional Skill Building Workshop for HIV and AIDS Facilitators in Asia dan Consultation on Strengthening HIV and AIDS Advocacy in Asia konsultasi regional di kantor pusat CCA, Chiang Mai.

25 peserta pada kegiatan ini, dengan beragam profesinya, berasal dari beberapa negara di Asia. Dari Indonesia, melalui Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), ada 3 orang peserta yang diutus, yaitu Sekretaris Eksekutif Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan PGI Pdt. Jimmy Sormin, Pdt. Jenne Jessica R. Pieter (Gereja Protestan Maluku), dan Levy Wayiqrat (Gereja Kristus Rahmani Indonesia).

Pdt. Jimmy Sormin saat memaparkan pandangannya

Dalam kegiatan ini peserta dan para narasumber mengkritisi penanganan penularan HIV dan AIDS di Asia. Meskipun pada banyak negara di Asia, termasuk Indonesia, isu penanganan HIV dan AIDS dianggap telah berjalan dengan baik, namun data yang didapatkan tidak berkata demikian.

Masih minimnya fasilitas dan kesempatan bagi SEMATHA untuk mengakses perawatanai??i?? memperlambat penanganan tersebut. Ditambah lagi masih rentannya masyarakat untuk tertular virus HIV akibat rendahnya pengetahuan mengenai seksualitas dan pemahaman tentang HIV dan AIDS itu sendiri.

Menurunnya bantuan global (Global Fund) untuk isu HIV dan AIDS juga menjadi tantangan tersendiri saat ini. Demikian juga penganggaran oleh pemerintah dalam penanganan isu ini sudah kurang mendapatkan prioritas dibandingkan isu kesehatan lainnya.

Meskipun situasi di atas terasa kurang menyenangkan, tidak berarti mengurangi perhatian kita, sebagai gereja, untuk terus mengevaluasi diri mengenai posisi diri terhadap isu HIV dan AIDS. Apakah kita berposisi sebagai komunitas yang menolong dan memberdayakan ODHA atau justru mengembangkan stigma tentangnya? Apakah kita sangat mengerti tentang realitas ini atau tidak sama sekali? Apakah kita telah memberi perhatian dan mengoptimalkan kekuatan atau sumber daya yang kita miliki dalam melayani ODHA untuk memeroleh hak-haknya?

Dalam workshop dan konsultasi ini percakapan tentang pendidikan seksualitas mendapatkan perhatian penting. Banyak tempat masih mentabukan pendidikan seksual sejak dini. Hal ini turut menyebabkan masyarakat rentan terhadap penularan virus HIV maupun berbagai penyakit kelamin.

Generasi muda secara khususnya, sangat berisiko tertular virus ini dan mendapatkan penyakit menular lainnya di tengah pergaulan yang mereka miliki. Selain itu, dalam hal perbedaan gender juga akan semakin rentan terjadi diskriminasi bahkan kekerasan berbasis gender akibat minimnya pengetahuan tentang seks dan pengenalan akan identitas diri.

Selain aktifitas di dalam ruangan melalui ceramah, diskusi, konsultasi brainstorming, dan tugas kelompok, peserta juga melakukan kunjungan ke 3 lembaga yang memberi perhatian terhadap isu HIV dan AIDS serta pendidikan seks. Peserta dibagi dalam 3 kelompok, dan setiap kelompok mengunjungi satu lembaga. Di beberapa lembaga ini, para peserta belajar dan berbagi pengalaman mengenai advokasi isu HIV dan AIDS serta pengorganisasian gerakannya.

Di akhir kegiatan, para peserta membuat rencana aksi tindak lanjut ke depan melalui komunitas/lembaganya masing-masing. Rencana tersebut untuk jangka waktu 3-6 bulan pertama, hingga 1 tahun pertama. Rencana tersebut diharapkan pula dapat menjadi komitmen dari para peserta dan usaha membangun gerakan ekumenis yang berdampak positif bagi masyarakat.

Sebagai tubuh Kristus, kita perlu mengingat bahwa kita dipanggil untuk ambil bagian dalam mengurangi penderitaan sesama serta mencegah yang terburuk terjadi di sekitar kita akibat penularan virus HIV. Usaha untuk mengurangi bahkan menghentikan penularan virus HIV bukan hanya tugas lembaga-lembaga kesehatan dan internasional, namun menjadi tugas kita bersama, termasuk komunitas umat beriman.

 

Pewarta: Pdt. Jimmy Sormin

COPYRIGHT PGI 2019

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*