BEKASI,PGI.OR.ID-Gereja Santa Clara yang terletak di Jl. Nusantara Raya, Harapan Baru, Kec. Bekasi Utara, Kota Bekasi, diresmikan penggunaannya oleh Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, Minggu (11/8). Turut hadir dalam peresmian tersebut Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, serta ribuan umat Katolik yang bermukim di Bekasi Utara.
Seperti dilansir Tribunnews.com, dalam sambutannya, Rahmat Effendi menyampaikan rasa haru, sebab jemaat harus menunggu lama gereja tersebut dapat diresmikan. “Shalom, Assalamualaikum, saya hampir tidak bisa berbicara. Selama 21 tahun sungguh penantian yang luar biasa. Warga saya, umat yang ada di Kota bekasi bisa merasakan sebuah pelayanan pemerintah yang adil dalam konteks ketentuan, proporsional,” ujar Rahmat Effendi.
Menurutnya, panitia pembangunan Gereja Santa Clara begitu gigih karena menuntut hak terhadap sebuah proses yang dilakukan pemerintah untuk masyarakat dalam representasi rumah ibadah yang layak. “Saya hampir mengeluarkan air mata sebagai wali kota, secara tulus ingin memberikan dukungan terbaik kepada sesama umat. Seorang pemimpin tidak boleh menarik ludahnya kembali,” tandasnya.
Rahmat Effendi mengaku, juga beberapa kali menemui Uskup Agung Jakarta, dan selama pengalamannya ketika turut berperan dalam pembangunan gereja tersebut, dia memastikan imannya sebagai seorang Muslim tidak terpengaruh. “Saya tetap muslim karena keyakinan ada dalam iman, di dalam hati. Seorang dinilai dari tindakannya. Iman, hanya Tuhan yang tahu,” katanya, langsung disambut tepuk tangan oleh mereka yang hadir.
Sementara itu, Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo menyampaikan ucapan terima kasih kepada Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, karena turut berperan atas berdirinya Gereja Santa Clara. “Saya mengucapkan terima kasih secara khusus kepada Wali Kota karena telah memberikan izin sehingga pembangunan bisa dilakukan dan selesai. Tanpa bantuan dari pemkot, tokoh agama, TNI, Polri, pembangunan ini tidak akan berhasil,” ujar Ignatius.
Pada kesempatan itu, dia juga menyampaikan pesan kepada umat Santa Clara, dan berpesan agar umat di Paroki Bekasi Utara berbuat baik kepada sesama.
Gereja Santa Clara semula adalah sebuah stasi bernama Yohanes Pemandi yang terletak di wilayah Seroja dari Gereja Santo Arnoldus Janssen, Paroki Bekasi. Stasi Yohanes Pemandi resmi menjadi paroki baru dengan nama Paroki Bekasi Utara Gereja Santa Clara pada 1998. Seiring pertumbuhan masyarakat, kebutuhan umat Paroki Bekasi Utara terhadap sebuah rumah ibadah yang layak dan dapat menampung semua umat menjadi sebuah pengharapan besar.
Sebelum bangunan Gereja Santa Clara yang baru resmi berdiri, umat Katolik di BekasiUtara harus menggunakan sejumlah ruko di Perumahan Taman Wisma Asri untuk beribadah. Selama bertahun-tahun umat Katolik di sana harus beribadah di rumah ibadah yang memiliki kapasitas yang jauh lebih kecil dari jumlah umat yang ada. Izin Mendirikan Bangunan terbit pada Juli 2015, namun umat Katolik di Paroki BekasiUtara harus menghadapi berbagai penolakan.
Tepat pada 11 Agustus 2019 Gereja Santa Clara yang baru bisa diresmikan, tepat pada peringatan HUT ke-21 Gereja Santa Clara Paroki Bekasi Utara.
Pewarta; Markus Saragih
COPYRIGHT © PGI 2019