Tumbuhkan Toleransi, SD Model Kunjungi Klenteng

Puluhan anak tampak antusias berkeliling di area Klenteng Fuk Ling Miauw yang terletak di selatan perempatan Gondomanan, Yogyakarta.

Anak-anak tersebut memperhatikan setiap benda termasuk patung dewa yang ada di klenteng. Sesekali mereka menanyakan nama dewa dan kegunaan benda-benda yang ada di kelentang kepada guru yang mendampingi dan petugas klenteng.

Anak-anak tersebut merupakan murid dari SD Model Sleman yang sedang melakukan outing di beberapa tempat ibadah.

Dadan Wiko Wicaksono, 7, salah satu murid kelas 2 SD Model mengatakan, dirinya senang bisa mengikuti kegiatan outing tersebut.

“Dengan datang ke klenteng, saya bisa tahu nama-nama dewa agama Konghucu,” ungkap Wiko. Selain itu, baru kali ini dirinya mendatangi klenteng.

Dijelaskan oleh Sudarji selaku koordinator sekolah dan salah satu guru SD Model yang mendampingi kegiatan outing, kunjungan ke beberapa tempat ibadah tersebut untuk menumbuhkan sikap saling menghargai atas semua perbedaan termasuk agama.

“Akhir-akhir ini masyarakat kita sering melakukan tindakan kekerasan yang mengatas namakan agama. Kami ingin menumbuhkan pemahaman toleransi dan menghoramati perbedaan kepada anak murid kami dari usia sedini mungkin,” ungkap Sudarji di sela-sela kunjunganya ke klenteng, Rabu (10/9/2014).

Dalam kunjungan tersebut, para murid diberikan informasi bagaimana cara umat Konghucu, Buddha, Katolik, Kristen, dan Hindu beribadah. Dengan pengetahuan yang meraka dapatkan, diharapkan para siswa SD tersebut dapat menghormati dan menerima perbedaan.

Ia menambahkan, kegiatan outing ini tidak hanya sekedar piknik tetapi sebagai pelengkap pembelajaran yang selama ini dilakukan di dalam kelas.

“Kebetulan materi keberagaman dan kerukunan antar umat beragama ini diajarkan pada murid kelas 1 dan 2, jadi yang kami ajakouting ke tempat ibadah adalah mereka,” lanjut Sudarji.

Kegiatan ini juga sejalan dengan kurikulum 2013, yang menitik beratkan pembelajaran di lapangan dan bersentuhan langsung dengan apa yang mereka pelajari.

Sudarji menambahkan, saat ini anak tidak melulu belajar di dalam kelas dan menghafalkan materi yang diberikan oleh guru, melainkan mereka mengamati secara langsung apa yang mereka pelajari. (Tribunnews.com)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*