JAKARTA, PGI.OR.ID – Secara umum kondisi keamanan di Tolikara, Papua semakin kondusif, interaksi masyarakat sudah berjalan normal. Sementara itu, Mushola dekat Korem Tolikara sudah mulai dibangun, demikian pula kios-kios yang terbakar.
Pendeta Henrek Lokra MSi, Sekretaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Perdamaian PGI menyampaikan hal itu, usai ikut bersama-sama rombongan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Luhut Binsar Panjaitan, mengunjungi Tolikara, pada 3-6 Agustus 2015. Kunjungan tersebut dalam rangka melihat dan mendengar langsung dari masyarakat, pemerintah daerah, dan tokoh agama terkait insiden yang saat ini menjadi perhatian seluruh masyarakat di Indonesia.
Selama di Tolikara, lanjut Lokra, selain meninjau lokasi rombongan juga mengadakan pertemuan dengan empat pimpinan gereja di Papua, Pendeta Albert Yoku (Sinode GKI di Tanah Papua), Pendeta Benny Giay (Sinode Kingmi), Pendeta Socratez Sofian Yoman (Sinode Baptis), dan Presiden GIDI Pendeta Dorman Wandikbo, Rabu (5/8).
Dalam pertemuan itu, para pimpinan gereja menyampaikan sikap dan pandangan mereka terhadap insiden Tolikara dan bagaimana pembangunan Papua ke depan.
“Dalam pertemuan terbatas bersama Ketua Sinode GKI TP, Ketua Sinode Gereja Bapris, Ketua sinode Kingmi, dan Presiden GIDI, dari ekspresi para pimpinan Sinode, sangat kuat kesan melemahnya trust (kepercayaan) kepada pemerintah RI. Karena itu, trust building menjadi syarat penting pembangunan Papua,’ ujar Henrek.
Luhut Panjaitan dalam sambutannya saat pertemuan menegaskan, bahwa aspek pendidikan sangat penting sebagai solusi bagi ketertinggalan Papua selama ini.
Hal itu pun diamini oleh para pimpinan sinode gereja. Mereka menilai pendidikan di Papua dahulu sudah maju. Namun sekarang fasilitas pendidikan yang ditingalkan oleh zending, dan sekolah yang dibangun gereja ketika masuk inpres hilang semua, dan ini yang membuat Papua tertinggal sampai sekarang. Sebab itu, perlu ada kerjasama yang baik antara pemerintah dan gereja di tanah Papua.
Henrek juga menambahkan, langkah konkrit langsung diambil pemerintah, misalnya dengan membangun akses jalan darat Wamena, tembus ke Tolikara, Puncak jaya dan jalan tembus ke Jayapura, masuk ke dalam program pemerintah.
Saat jumpa pers usai pertemuan, Luhut Panjaitan menegaskan tidak ada masalah agama di Tolikara, melainkan hanyalah masalah pengertian. Ia juga meminta media tidak membesar-besarkan masalah di Tolikara.