Sejumlah tokoh lintas agama yang ada di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menghadiri peringatan Hari Perdamaian Internasional yang diselenggarakan Gereja Injili Tanah Jawa (GITJ) di Jalan Pemuda No.10 Jepara, akhir pekan lalu.
Mereka adalah H Anas Arbaani (Islam), Widi (Gereja GITJ), Slamet (Gereja Katolik) dan Ponari (Penyuluh Agama Buddha).
Danang Kristiawan, panitia kegiatan, menyatakan kegiatan merupakan bentuk refleksi hari perdamaian. Damai, menurut Pendeta GITJ itu, bukan saja tidak ada konflik namun yang ia maksud saling menjalin hubungan, bercanda, dan berkumpul antarsatu kelompok dengan kelompok lain.
Wakil Bupati Jepara, H Subroto mengemukakan damai harus didukung azas keadilan. Hal itu senada dengan visi-misi pemerintahannya makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran.
“Semoga kami bisa menjalankan visi-misi tersebut dengan baik sesuai dengan harapan,” harapnya.
H Anas Arbaani, dalam orasinya menyampaikan, ajaran Islam yang dianutinya, mengajarkan tasamuh, toleransi antarumat beragama. Sebab NU, menurutnya, menjunjung tinggi Islam rahmatan lil alamin, memberi rahmat bagi semesta.
Hal senada diuraikan Slamet. Menurut penganut Katolik itu, sebagai manusia harus saling menyayangi sebagaimana mencintai dirinya sendiri. Kepada siapa pun lanjutnya harus saling peduli dan menciptakan perdamaian.
Widi, dari Gereja GITJ juga menyampaikan agama apa pun cinta pada perdamaian.
Selain orasi dari tokoh lintas agama kegiatan juga dimeriahkan beberapa grup musik; Wedang Rondo, Cupu-Cupu, Edelwis Pagi, Teater Tuman, Tari Sufi Jepara dan masih banyak lagi. (NUOnline.com)
Foto: tribunnews.com
Be the first to comment