Tips Memulai Layanan Konseling di Gereja

PGI – Jakarta. Konseling adalah bagian amanat agung yang terabaikan. Pelayanan pendampingan menjadi tugas maha penting gereja dewasa ini. Sang konselor agung memerintahkan kita menjadi penolong bagi sesama orang percaya.

konseling merupakan pelayanan “purna jual” atau after sales gereja bagi umatNya. Mendampingi, menyembuhkan, memperdamaikan, menguatkan, dan memberdayakan jemaat melewati masalah kehidupannya.

Umat perlu konselor, psikolog hingga praktisi psikiater untuk menjawab pelbagai kerumitan hidup, hingga mencegah agar terhindar dari masalah.

Jika saudara terbeban memulai pelayanan konseling di gereja atau komunitas Anda, izinkan saya berbagi tips sederhana:

1. Program Layanan ini dipahami, disetujui didukung sepenuhnya oleh Gembala dan majelis (lebih bagus lagi secara sinodal/klasis/wilayah). Dalam bentuk surat keputusan, dan ada tim yang berkompeten ditunjuk serta dilantik di depan jemaat

2. Gembala dan majelis menyiapkan dukungan berupa:

  • Menyiapkan SDM terlatih, dan otoritas yang jelas (mandiri, tidak wajib lapor kasus ke Gembala)
  • Anggaran dana yang memadai setiap bulan
  • Ruangan konseling yang representatif
  • Sangat membantu jika ada fulltimer
  • PEMETAAN Kasus atau masalah jemaat melalui survei angket dan perkunjungan.

3. Mengadakan kampanye pentingnya konseling di gereja lewat semua media dan sarana:

  • Khotbah minggu
  • Warta jemaat
  • Komsel (klp PA dan komisi2)
  • Perpustakaan gereja ada buku2 konseling
  • Mading gereja
  • Sosial media (web, twitter, FB dll)

4. Merencanakan layanan konseling yang sesuai konteks dan kebutuhan jemaat, serta tenaga trampil (SDM) yang tersedia. Beberapa jenis layanan konseling yang perlu direncanakan sbb:

A. Layanan konseling INDIVIDU. Konseling pribadi memang jarang dihadiri jemaat karena belum biasa, merasa takut karena belum percaya, takut orang lain tahu, konselor terlatih tidak ada, konsep konseling yang salah (datang konseling hanya untuk minta didoakan Pdt), dsb

B. Layanan konseling KELOMPOK.

B.1. Bisa dilakukan dalam Komsel yang sdh ada di gereja. Pemimpin konsel dilatih lebih dulu, bahan disiapkan, dan acaranya banyak curhat
(Kami akan buat pelatihan untuk topik ini)

B.2. Dibentuk klp khusus berdasarkan usia, kasus yang dihadapi, kelompok minat dan profesi

C. Layanan konseling edukasi. Ini bersifat preventif dan bisa dilakukan dalam bentuk

C.1. Kotbah berbasis konseling
C.2. Mengadakan seminar rutin, sebulan sekali oleh fasilitator terdidik dengan tema aktual
C.3. Menyiapkan lokarya, yang berisi praktek pemulihan dan pemberdayaan langsung. Dengan tema: pasutri, hub ortu-anak, majelis/aktifis, dll
C.4. Mendorong jemaat membaca buku2 konseling dengan menyediakan di perpustakaan dsb
C.5. Mengadakan retret2 berbasis konseling keluarga

5. Bekerjasama dengan pusat layanan konseling diluar gereja untuk mendapatkan bahan2 dan pelatihan konseling khusus serta bekerjasama mengadakan psikotes dll. Bermitra dengan psikolog dan psikiater di kota masing-masing.

Penulis: Dr. Julianto Simanjuntak (Penulis buku Konseling)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*