PALU.PGI.OR.ID-MPH-PGI bersama pimpinan Sinode GPID dan GKST telah melakukan rapat koordinasi di pastori GKST Effata, Senin (1/10), secara khusus membicarakan tentang penanggulangan masa emergensi, recovery dan trauma healing pasca gempa dan tsunami.
Seperti dilaporkan Wasekum PGI Pdt. Krise Anky Gosal, beberapa catatan penting dari rapat tersebut yaitu terkait lokasi penampungan. Saat ini lokasi penampungan dari GKST ada tiga lokasi (Effata, SMA Imannuel dan Gamaliel). Posko induk ditetapkan di Effata. Dari GPID sementara satu lokasi. Konfirmasi lokasi penanmpungan masih mengalami kesulitan karena jaringan telepon yang belum stabil.
Sementara untuk suplai kebutuhan pokok/bahan makanan baru diterima dari lingkungan internal (Sinode, Jemaat sekitar Kab Poso, dan PGI). “Untuk darurat menipisnya stok beras, PGI telah membantu uang cash masing-masing diterima oleh Pdt. Yuko Bendahara GKST 7,5 juta, dan oleh Bpk Hutapea Ketua 2 GPID 7,5 juta rupiah. Total 15 juta rupiah,” jelasnya.
Sedangkan kebutuhan mendesak sekarang ini yaitu tenda-tenda, genset di masing-masing penampungan (plus BBM-nya), terpal ukuran 6×8, selimut, makanan balita, stock air bersih & air minum, beras, solar dan bahan bakar, lampu emergensi, dan makanan bayi. Juga tenaga dokter dan perawat untuk dikirim ke daerah Kulawi (6-7 km jalan kaki ke arah gunung) dan ke pantai barat 50 km dengan kendaraan).
Bantuan gereja-gereja dari dalam Sulawesi diharapkan dalam bentuk barang (terutama barang-barang yang disebut diatas). Dan dari luar Sulawesi diharapkan bantuan dana transfer.
Diharapkan PGI menyurati KODAM untuk pengawalan logistik bantuan. Pengiriman bantuan barang harap didampingi oleh aparat (polisi atau tentara). Sebab telah terjadi beberapa penjarahan pada perjalanan mengantar bantuan).
Wasekum PGI juga sempat mengunjungi daerah Toboli. Di daerah itu seusai tsunami dan gempa reda, ditengah Jalan raya sepanjang 300 m ini tiba-tiba muncul gunung dari dalam bumi dan mengubur hidup-hidup penduduk di pemukiman tersebut serta sebuah rumah sakit bersalin. Tiga eskavator digunakan untuk menggusur gunung tersebut. Sementara bau yang berasal dari jenasah-jenasah membusuk menyebar tercium hingga 100 m. (Krise A. Gosal)
Be the first to comment