T.B. Simatupang: Saya Orang yang Berhutang

 
Bagi Pak Sim, demikian beliau biasa disapa, pengakuan itu tidak tinggal dalam retorika atau slogan belaka. Hal itu beliau wujudkan dalam kiprahnya melalui pengabdiannya lewat gereja, masyarakat dan negara. 
 
 
 
Beliau meninggalkan legacy yang tak lekang dimakan waktu, antara lain:
  1. Beliaulah yang merumuskan Sapta Marga yang hingga kini dianut TNI;
  2. Pergulatannya dalam memperjuangkan keesaan gereja hingga munculnya Lima Dokumen Keesaan Gereja, yang hingga kini menjadi acuan gerakan oikoumene di Indonesia;
  3. Membangun dialog antarumat beragama, yang dipeloporinya bersama Prof. Dr. Mukti Ali, yang hingga kini mewariskan semangat pluralisme;
  4. Merumuskan secara konkrit sumbangsih umat beragama dalam memajukan bangsa, yang wujud dalam pembentukan LPPM (kini PPM di Menteng Raya);
  5. Ikut mendorong perumusan secara baru misi memberitakan Injil yang memberi arah baru pada Sidang Raya 1971 di Pematangsiantar, yang hingga kini mewarnai presensia gereja di tengah masyarakat; 
  6. Sumbangsihnya dalam mendorong gereja ikut serta berpartisipasi secara positif, kritis, kreatif, dan realistis dalam Pembangunan yang terumus menjadi “Pembangunan Nasional sebagai Pengamalan Pancasila”, yang akhirnya diadopsi dalam GBHN; dan
  7. Peran aktifnya dalam gerakan Oikoumene secara regional dan mondial sebagai Presiden CCA dan Presiden WCC.
 
Tak berlebihan kiranya negara menganugerahi beliau sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2013 lalu.
Mensyukuri penganugerahan ini, sekaligus menggali pemikiran-pemikiran beliau di tengah konteks masyarakat kita kini. PGI bersama UKI dan Yayasan Del menyelenggarakan Ibadah Syukur dan Seminar pada Selasa, 26 November 2013, pukul 17.30, di Auditorium Lemhanas, Jl. Kebon Sirih Raya, Kav 26-28.
 
Bersama ini kami harapkan kehadiran Bapak/Ibu.


Salam,

Pdt. Gomar Gultom (Sekum PGI)