MAMASA,PGI.OR.ID-Tahun 2018 merupakan tahun politik dan ada juga yang memberi nama tahun demokrasi yang akan dialami oleh Bangsa Indonesia dalam membangun demokrasi, di mana akan dilaksanakan Pilkada di 171 daerah Propinsi, Kabupaten dan Kota. Proses ini sebagai sebuah proses demokasi berbangsa dan bernegara, melalui proses ini dapat memilih pemimpin daerahnya yang diharapkan memiliki integritas, kredibiltas, akuntabilitas yang baik.
Warga anggota PGIW Sulselbara yang sekaligus sebagai warga masyarakat di tiga Propinsi yang akan memilih dua gubernur, serta 18 Bupati dan Walikota diharapkan segenap waga gereja yang sekaligus warga masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya secara bertanggungjawab melalui proses demokrasi yang diharapkan dapat berlangsung secara positif, kreatif, aktif dan kritis serta transformatif. Oleh karena itu kita semua berharap agar seluruh warga gereja menjauhkan diri dari cara cara yang bertentangan dengan etika dan pemahaman iman Kristen berkaitan dengan pelaksanaan Pilkada.
Demikian salah satu harapan dari Sidang MPL PGIW Sulselbara yang dilaksanakan di Gedung Aula Gereja Toraja Mamasa (GTM) di Mamasa, Sulawesi Barat pada tanggal 21-24 Pebruari 2018, yang diikuti tujuh puluhan peserta terdiri dari MPH PGIW Sulselra, BPP dan MP, Utusan, mitra, panitia dan undangan lainnya.
Lebih jauh digumuli dalam komisi dan pleno bahwa begitu banyak pergumulan yang kita hadapi bersama yang mengancam keutuhan dan persatuan masyarakat Indonesia yang majemuk. Prinsip prinsip kegotongroyongan yang diwariskan oleh generasi sebelumnya dan semboyan Bhineka Tunggal Ika mulai mulai memudar dan tergerus oleh pementingan kelompok kelompok, baik agama, sosial, politik dan berbagai kepentingan lainnya..
Dalam kondisi demikian kita semua diharapkan dapat mengambil peran yang penting dalam konteks ini. Kalau kita belajar dari perjalanan kebersamaan selama ini maka dalam wadah PGIW Sulselbara melaksanakan pelayanannya sebagai bagian dari gerakan keesaan di Indonesia maka tentu masih banyak hal yang perlu kita bernahi bersama. Ini terungkap dalam komisi dan pleno sebagai bahan yang cukup penting digumuli kemudian diterjemahkan ke dalam program. Untuk itulah seluruh program dijiwai oleh pergumulan tersebut diatas. Ini diungkapkan oleh Pdt. Adrie Masie Ketua Umum MPH PGIW Sulselbara dalam sambutan penutupan persidangan
Tema Sidang MPL PGIW Sulselbara yang berlangsung di kota dingin Mamasa mengambil tema “Tuhan mengangkat Kita Dari Samudra Raya” (Mz 17:20b) dengan subtema “Dalam solidaritas Dengan Sesama Anak Bangsa kita tetap mengamalkan Nilai Nilai Pancasila Guna Menanggulangi ketidakadilan, Radikalisme, dan Kerusakan Lingkungan” .
Dalam mengisi pelayanan tahun 2018 ini, maka dalam Sidang MPL kali ini memutuskan sejumlah keputusan yang akan dikerjakan, baik oleh MPH PGIW Sulselbara, Biro Biro dalam kerjasama dengan Gereja anggota maupun dengan mintra yang sudah menyatakan kesipakannya dalam kebersamaan di PGIW Sulselbara.
Dua anggota baru
Dalam membangun kebersamaan dengan berbagai Gereja di Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat, yaitu Gereja Kristen Holistik (GKH) dan Gereja Kristen Setia Indonesia diterima menjadi anggota PGIW Sulselbara. (Aleksander Mangoting)
Be the first to comment