PGI – Jakarta. Setiap tahun Komite AIDS PGI bekerjasama dengan CCA AIDS Program mempersiapkan panduan dan liturgi dalam rangka memperingati Hari AIDS Se-dunia (HAS) yang jatuh pada 1 Desember 2014. Komite AIDS PGI menyediakan panduan dan […]
PGI – Cipayung. Selama penyelenggaraan Konsultasi Nasional Gereja dan AIDS oleh Komite AIDS PGI, untuk pertama kali anak-anak diikutsertakan dalam Konas V ini. Anak-anak ini disebut Indonesian Cheerful Kids.
PGI-Cipayung. Sejak dini kita perlu mendidik anak-anak untuk mengasihi, peduli, dan merangkul sesamanya. Jauhkan anak-anak dari stigma dan diskriminasi. Dari anak-anak, banyak orang dewasa belajar ketulusan dan kemurnian hati anak-anak. Para peserta Indonesian Cheerful Kids (ICK) dalam acara Konsultasi Nasional V Gereja dan AIDS ini memiliki harapan besar yang mereka ungkapkan. Apa saja harapan besar si kecil ini?
PGI-Cipayung. Tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan. Ucapan ini jarang kita perhatikan dengan seksama. Alkitab beberapa kali mengungkapkan kata-kata tersebut ketika hati Yesus Kristus merasa belas kasih kepada orang-orang yang menderita.
PGI-Cipayung. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) melihat bahwa gereja memiliki potensi yang besar dalam menanggulangi pencegahan dan pengendalian HIV dan AIDS di Indonesia. Karena itu, KPAN dan KPAD-KPAD sangat mendukung gereja jika berkomitmen kuat membantu pemerintah dalam usaha pencegahan dan pengendalian HIV dan AIDS dalam lingkup jemaat-jemaat Kristen yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Di sinilah peran yang sangat penting dari Komite AIDS PGI untuk memberikan dan menyediakan layanan informasi dan pemahaman yang benar tentang HIV dan AIDS kepada warga jemaat di seluruh gereja yang ada di Indonesia.
PGI – Cipayung. Yesus Kristus datang ke dunia ini merekonstruksi sistem keagamaan dalam Yudaisme yang sangat legalistik dan berlebihan. Yesus Kristus memperlihatkan sebuah inklusivisme yang diajarkan-Nya kepada bangsa Israel, khususnya kepada para pengikut-Nya, dengan memberi fokus perhatian kepada mereka yang miskin, orang-orang yang cacat (disable persons), yang terbuang, yang terpinggirkan, dan kaum perempuan. Inilah ajaran Yesus Kristus mengenai komunitas inklusif yang diteruskan oleh para pengikut-Nya menjadi sebuah Gereja. Di era cyber space ini, masihkah gereja kita menjadi komunitas inklusif?
PGI – Cipayung. Stigma dan diskriminasi yang dialamatkan kepada orang-orang yang terpapar HIV dan AIDS masih tinggi di masyarakat kita, termasuk di gereja. “Gereja sudah sepatutnya menghilangkan stigma dan diskriminasi tersebut,” kata Pdt. Dr. A. A. Yewangoe dalam arahan MPH-PGI pada acara Konsultasi Nasional (KONAS) V Gereja dan AIDS serta Indonesian Cheerful Kids di Hotel Lembah Nyiur, Cipayung, Bogor (12/10).