Solahudin: Aksi Teroris di Indonesia Mengalami Pergeseran!

Solahudin

JAKARTA,PGI.OR.ID-Solahudin, Peneliti dari pusat kajian terorisme dan konflik sosial Universitas Indonesia menegaskan, ada pergeseran aksi teror di Indonesia yang dilakukan oleh ISIS, yaitu dari far enemy (musuh yang jauh/Amerika) menjadi near enemy (musuh yang dekat). Salah satu aksi teror far enemy yaitu bom di Bali. Sedangkan yang near enemy yaitu kasus bom Thamrin dan Solo yang terjadi beberapa waktu lalu.

Near enemy itu sekarang musuhnya adalah pemerintah yang dianggap murtad, terutama kepolisian. Akibatnya sekarang polisi banyak menjadi korban dari aksi teror. Mereka kesal karena banyak tersangka teroris yang ditangkap dan ditembak mati,” jelas Solahudin dalam diskusi bertajuk Radikalisme dan Terorisme di Indonesia, yang diadakan oleh Forum Umat Kristiani Indonesia (FUKRI), di Grha Oikoumene, Jakarta, Senin (22/8).

Sementara menyangkut sumber dana dari pelaku teror juga mengalami perubahan. Sebelumnya dana bersumber dari luar negeri, namun sejak tahun 2010-2015 bersumber dari dalam negeri dan dari aksi perampokan. Namun di tahun 2016 mengalami perubahan dimana ada sumber dana yang masuk dari luar (Syria).

Lanjut Solahudin, belakangan ini kualitas serangan teror di Indonesia masih sangat lemah berbeda dengan peristiwa Bom Bali dengan banyak korban. Sehingga secara kapasitas boleh dikatakan teroris di Indonesia masih lemah.