Sidang Sinode ke-20 GPIBT “Merawat Kesatuan Dalam Kristus”

Pimpinan Sinode GPIBT Periode Pelayanan 2017-2020

TOLITOLI,PGI.OR.ID-Pelaksanaan Sidang Sinode ke-20 GPIBT telah berlangsung tanggal 21-27 Januari 2017 di GPIBT Jemaat Imanuel, Kabupaten Buol sekitar 160 km dari Kota Tolitoli, Sulawesi Tengah. Persidangan ini dinilai sukses karena berjalan aman dan lancar, menghasilkan produk keputusan yang strategis, juga berhasil memilih dan menetapkan kepengurusan Sinode GPIBT periode pelayanan 2017-2020 yang berlangsung secara konstitusional dan demokratis.

Persidangan kali diikuti 103 unsur utusan yang mewakili 39 Jemaat dari 40 Jemaat GPIBT dan peninjau dari Pos Pelayan GPIBT, juga oleh Pengurus Sinode GPIBT periode pelayanan 2012-2017 dan disorot dengan tema “Merawat Kesatuan Dalam Kristus” (bdk. Galatia 3:28), dengan Sub Tema “Dalam kesatuan Tubuh Kristus, GPIBT merawat kebersamaan sebagai Gereja yang Kudus, Am dan Rasuli serta terus dibaharui oleh kasih Kristus menghadapi tantangan dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang Plural dan Pancasilais”.

Ketua Sinode GPIBT, Pdt. Cornelius A. Montol, S.Th yang kembali terpilih untuk periode 2017-2020 dalam sambutan pada Acara Pembukaan antara lain mengatakan, terkait dengan berbagai perkembangan Media Komunikasi dan Informasi semakin menguasai kehidupan setiap individu yang berdampak pada relasi kemasyarakatan dengan pola hidup konsumerisnya, sistem ekonomi kapitalis dan neoliberal yang semakin memperlebar jurang pemisah kaya – miskin, dan akan semakin diperparah lagi jika masyarakat pedesaan yang mayoritas petani akan kehilangan hak kepemilikan dan penguasaan atas tanah karena telah dikuasai para pemilik modal dengan orientasi pengembangan perkebunan sawit yang dapat berdampak pada kerusakan lingkungan yang mengancam kententraman dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Di samping itu tentang budaya global yang berbahaya merasuk dan merusak tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis dalam konteks kehidupan masyarakat Indonesia yang Pancasilais dan Berbhineka Tunggal Ika. Masalah lain yang juga menuntut kesungguhan dan keseriusan penanganan semua komponen masyarakat di Tolitoli dan Buol ialah menyangkut peredaran, penggunaan miras, narkoba, obat-obatan yang dapat diracik sendiri dan semuanya menimbulkan kerusakan mental dan karakter generasi muda yang sudah semakin marak terjadi.

Pdt. Montol juga menegaskan, berangkat dari pergumulan pelayanan GPIBT dan pergumulan kebangsaan yang juga menjadi tanggungjawab GPIBT bersama semua agama, demi mengatasi semua permasalahan dan tantangan serta untuk menjawab harapan hidup ke depan yang lebih Mandiri, Harmonis, dan terus dibangun dalam relasi penuh kasih persaudaraan. Evaluasi, konsolidasi serta penetapan program kerja pelayanan dan pemilihan Struktur Kepemimpinan Sinode GPIBT periode 2017-2020 kiranya dapat dihasilkan oleh persidangan ini dalam ketaatan kepada kehendak Allah, sehingga semua tahapan dalam proses persidangan berlangsung dalam penyerahan diri pada kuat kerja kuasa Roh Kudus.

Diakhir sambutannya, ayah dua putri dan suami dari Pnt. Julien Rumondor, S.Pd., S.Th ini mengucapkan terima kasih kepada Majelis Jemaat GPIBT Jemaat Imanuel Buol selaku tuan dan nyonya rumah dan Jemaat-jemaat GPIBT se wilayah Mupel II. Terima kasih juga kepada Panitia Pelaksana yang telah dengan bersungguh-sungguh mengupayakan ketersediaan segala sesuatu hal yang dapat mendukung suksesnya pelaksanaan sidang sinode ini. Juga kepada Pemerintah Kabupatan Buol, Bapak Bupati, Bapak Kapolres, Bapak Dandim, Bapak Kepala Kemenag Buol dan bahkan seluruh masyarakat Buol, serta Bapak/Ibu para donasi, serta semua pihak yang telah memberikan kepeduliannya memfasilitasi suksesnya peersidangan.

Sementara itu Plt Bupati Buol, Ir. Abdullah Kawulusan, M.Si dalam sambutannya antara lain menyampaikan beberapa hal, pertama melalui persidangan ini Majelis dapat mengarahkan umat agar tidak mudah terpancing dengan issue hoax yang dewasa ini masiv dilakukan oleh oknum yang ingin memecah persatuan bangsa, baik melalui media social maupun gerakan-gerakan yang patut diwaspadai berusaha memprovokasi untuk merusak tatanan kehidupan berbangsa yang selama ini tercipta kehidupan yang damai berdampingan dalam bingkai perbedaan, untuk itu mari kita terus bangun kesadaran bahwa kesatuan bangsa dalam bingkai NKRI adalah harga mati yang tidak bisa ditawar.

Kedua, menurut Ir. Abdullah Kawulusan, M.Si melalui momentum Sidang Sinode, Pemerintah Daeran bersama GPIBT dapat bersinergi dalam rangka mewujudkan masyarakat sejahtera, kita seyogyanya berkomitmen untuk terus mendorong dan memotivasi etos kerja masyarakat; apabila sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) kiranya betul-betul menjadi ASN yang baik, sebagai petani kiranya melakukan kegiatan pertanian yang dapat mensejahterakan keluarga. Pemerintah akan terus memposisikan diri sebagai pengatur dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat hanya akan terwujud apabila sinergitas antara seluruh komponen masyarakat dengan pemerintah senantiasa terjalin.

Lebih jauh, DIA juga mengingatkan persidangan untuk mengantisipasi masalah Narkoba, minuman keras dan sex bebas yang menjadi pemicu utama pelanggaran hukum, olehnya saya berharap Majelis Sinode dapat memprioritaskan pengentasan masalahnya melalui program pembinaan keagamaan melalui GPIBT, sebab dengan bekal pemahaman agama yang baik dapat membentengi kita dari hal-hal negative.

Diakhir sambutannya Ir. Abdullah Kawulusan, M.Si mengingatkan bahwa Pemilihan Kepala Daerah tinggal menghitung hari, kepada segenap pemuka agama, khususnya Jemaat GPIBT saya mengharapkan agar senantiasa menjaga menjaga keamanan dan ketertiban. Pilihan boleh beda tetapi hati tetap dingin, jangan sampai Pilkada mengkotak-kotakan masyarakat, hajatan Pilkada kita jadikan sebagai sarana untuk memilih pemimpin yang benar-benar amanah dan berpihak kepada rakyat.

Sidang Sinode ke-20 GPIBT berhasil menetapkan Garis-garis Besar Program Umum (GBPU) dan Rancangan Anggaran Belanja dan Pendapatan (RABP) GPIBT periode pelayanan 2017-2020, yang meliputi bidang-bidang pelayanan GPIBT yaitu Bidang Pengakuan Ibadah dan Tata Gereja (PIT), Keesaan Pengajaran dan Kesaksian (KPK), Pembinaan Warga Gereja (PWG), Ketatalayanan dan Wira Usaha (KWU), Diakonia, Musik Gereja serta Bidang Pelayanan Kategorial yang mencakup program-program sektoral Anak-anak Sekolah Minggu, Pemuda/Remaja, Kaum Perempuan dan Pria/Kaum Bapak.

Persidangan tersebut diperkaya dengan Ceramah dari Ketua Umum GPI, Pdt. Lisje Pangkey-Sumampouw dengan tema, “Merawat Kebersamaan, Meningkatkan Peran Gereja menghadapi tantangan zaman dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang Plural dan Pancasilais”, rerta Penelaahan Alkitab dipimpin Pdt. A.A. Mendur-Mantow, S.Th yang mendasarkan Firman Tuhan pada surat Filipi 2:1-11 dengan tema, “Hidup Bersama dan Bersatu Dengan Kristus Yesus”.

Persidangan tersebut diawali dengan Ibadah Pembukaan yang dipimpin oleh Pdt. Shirley Miranda Jacobus-Horman, Sm.Th. (Ketua Komisi PIT Sinode GPIBT) dan diakhiri dengan Ibadah Penutupan dipimpin Pdt. Pieterson Larenggam, S.Th. (mantan Ketua Sinode GPIBT 2008-2012). Juga turut memberikan sambutan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buol, Drs. H. Nadjamuddin, M.Pd. diwakili Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Imran, S.Ag. serta Laporan Panitia Pelaksana disampaikan oleh Ketua, Drs. Darwin Dangari. (JNT/30.01.2017)