Uskup Agung New Delhi, India telah mendesak pemerintah mengambil langkah-langkah yang lebih efektif untuk mengatasi kekerasan bermotif agama di balik serangan terhadap sebuah gereja Kristen di negara bagian Haryana, India bagian utara.
Para pelaku merusak dua bus sekolah yang sedang parkir di pelataran Gereja St. Fransiskus Xaverius di distrik Rohtak, Rabu.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis, Uskup Agung Anil J. Couto menyatakan keprihatinannya atas serangan ini dan insiden lainnya.
“Laporan lain – serangan kepada para pendeta Protestan dan kelompok-kelompok doa yang diklaim sangat mengganggu, kami meminta pemerintah daerah mengambil langkah-langkah yang memadai untuk membawa para pelaku yang telah mengancam tatanan sosial bangsa yang besar ini,” kata pernyataan itu.
Dia merujuk serangan kepada sekelompok pendeta dari Gereja Pantekosta di distrik Sonepat dari negara bagian yang sama tahun lalu.
Uskup itu juga mengutip laporan media yang menyatakan bahwa kelompok Sangh Parivar (keluarga dari organisasi Hindu nasionalis) mengumpulkan rincian orang yang masuk Islam dan Kristen di bagian barat Uttar Pradesh dan berencana melakukan shuddhikaran – mengkonversi kembali mereka ke Hindu.
“Tindakan kelompok-kelompok fundamentalis adalah serangan serius terhadap hak-hak dasar individu dan kelompok masyarakat,” kata Uskup Agung Couto.
Banyak insiden penganiayaan Kristen telah dilaporkan di seluruh India setidaknya tujuh orang Kristen tewas dan 4.000 orang menjadi target kekerasan anti-Kristen di negara itu tahun 2013, katanya.
John Dayal, anggota Dewan Integrasi Nasional pemerintah India, mengatakan kepada ucanews.com bahwa kampanye kebencian terhadap orang Kristen oleh organisasi politik telah meningkat tajam.
“Ancaman membersihkan orang Kristen ini telah merambat ke desa-desa – Chhattisgarh, Madhya Pradesh hingga Uttar Pradesh, dan perbatasan ibukota negara itu, New Delhi,” katanya.
Dayal mengatakan ancaman dari kelompok Sangh Parivar selama tahun-tahun sebelumnya (1999-2004) dari Aliansi Demokratik Nasional pemerintah yang dipimpin oleh partai pro-Hindu Bharatiya Janata Party (Partai Rakyat India), terutama di daerah-daerah suku Gujarat dan Rajasthan.
“Sangh Parivar selalu bermusuhan dengan komunitas Kristen karena posisinya dalam memperjuangkan kesetaraan kaum Dalit dan pemberdayaan suku-suku terpinggirkan,” kata Dayal.
`
“Itulah sebabnya membuat tuduhan terhadap orang-orang Kristen tentang konversi dan kemudian serangan terhadap gereja, imam, biarawati dan kaum tani tak bertanah lain dan orang miskin,” katanya.
Dayal mengatakan ideolog Sangh Parivar telah memelihara permusuhan terhadap minoritas-minoritas agama.
“Sangh menginginkan India menjadi negara Hindu dengan minoritas menjadi warga kelas dua.”
Dia mendesak pemerintah India menegakan hukum, minoritas-minoritas agama dan kebebasan iman mereka harus dilindungi sepenuhnya.
Sumber: UCA News
Be the first to comment