JAKARTA,PGI.OR.ID-Berdasarkan Surat Keputusan Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPH-PGI) nomor 025/PGI-XV/SKEP/2014 pada 1 Juli 2014, tentang Penyempurnaan Susunan Personalia Pengurus Yayasan Beasiswa Oikoumene Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (YBO-PGI) masa bakti 2011- 2016, maka pada hari Kamis, (3/3), bertempat di Grha Oikoumene, Jalan Salemba Raya no 10, Jakarta Pusat, dilakukan Serah Terima Jabatan, Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab Pengurus YBO-PGI masa bakti 2011-2016 kepada MPH–PGI.
Dengan dilaksanakannya serah terima ini, selanjutnya MPH-PGI berwenang dan bertanggungjawab penuh untuk mengemban tugas yang dipercayakan kepadanya.
Pada kesempatan itu, mewakil pengurus YBO masa bakti 2011-2016, Drs. Jannes Hutagalung, M.A menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan MPH-PGI. “Juga kepada rekan pengurus, terima kasih karena telah bekerja bersama-sama selama 5 tahun, dan memberikan yang terbaik,” tandasnya.
Jannes mengingatkan, ke depan, proses seleksi penerima beasiswa harus tetap diperhatikan dan transparan. Beasiswa harus diberikan kepada anak yang tidak mampu secara ekonomi tetapi mampu secara akademik.
Dia menambahkan, potensi untuk gerakan semacam YBO sangat besar, tapi tidak mudah karena sekarang ini banyak lembaga pemberi beasiswa, namun tetap perlu terus diupayakan. Dan tidak semua gereja merasa ini sebagai prioritas karena mereka sudah banyak punya program sendiri. “Tetapi karena program YBO ini memiliki tujuan mulai saya yakin pasti akan tercapai,” tandasnya.
Ucapan terima kasih juga disampaikan Ketua Umum PGI , Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang, kepada pengurus YBO masa bakti 2011-2016, yang telah bersedia membantu YBO. Diakuinya, memang kondisi yang sekarang ini dihadapi negara-negara, menyulitkan untuk mendapatkan mitra pendonor untuk program beasiswa.
“Walaupun ada, tetapi tujuannya lebih banyak ke Negara Afrika dan Eropa Timur. Jadi memang perlu mencari sumber-sumber lain, termasuk di dalam negeri, ini juga menjadi tantangan,” katanya.
Terkait penerima beasiswa, Pdt. Henriette juga sepakat hal itu memang perlu diperhatikan, termasuk kepada gereja-gereja.
Editor: Jeirry Sumampow