Sahur Keliling 2019: Hj. Shinta Nuriyah Ajak Masyarakat Menjaga Kesatuan dan Persatuan

BANDUNG,PGI.OR.ID-Sebagai bangsa yang majemuk, baik suku, adat istiadat, budaya, bahasa, dan agama, kita diingatkan untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Sebab tanpa persatuan dan kesatuan, Indonesia tidak akan mampu berdiri tegak.

Hal tersebut ditegaskan Hj. Shinta Nuriyah saat berdialog dengan para santri dan perwakilan lintas iman yang hadir dalam acara Sahur Keliling 2019 di Pesantren Banuraja, Kampung Banuraja, Desa Pangauban, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (10/5). Kegiatan yang mengusung tema Dengan Berpuasa Kita Padamkan Kobaran Api Kebencian dan Hoaks ini, diawali buka puasa bersama.

“Sebab itu kita harus menjaga kesatuan, persatuan dan tali persaudaraan. Yang harus diingat adalah pada hakekatnya kita adalah satu. Satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa,” ujarnya.

Lanjut istri dari Almarhum KH Abdurrahman Wahid atau akrab disebut Gus Dur (Presiden ke empat Republik Indonesia) ini, salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan yaitu dengan tidak ikut terlibat menyebar hoaks yang kini sedang marak.

“Ajaran yang dibawa dalam puasa adalah tentang budi pekerti dan moral yang luhur tentang kejujuran, dan keadilan. Nah, ini harus diimplementasikan dalam kehidupan kita demi menjaga hati kita masing-masing agar tidak tergoyahkan untuk menyebarkan hoaks,” ujarnya.

Hal lain yang dapat dilakukan yaitu dengan menebar kasih sayang, toleransi, saling menghargai, menghormati, bertolong-tolongan, serta hidup rukun. “Inilah kiat merajut kebersamaan dan kerukunan. Dalam Islam mengajarkan demikian ditujukan kepada semua manusia,” tandasnya.

Penanggungjawab Sahur Keliling 2019 wilayah Bandung, Rm. Fabianus Muktiyarsa, Pr menjelasakan, kegiatan tersebut akan berlangsung beberapa hari di sejumlah tempat, seperti Desa Nanggerang, Jatinangor, Kab. Sumedang, Sabtu (11/5), dan Gedung Olah Raga Gotong Royong, Subang, Minggu (12/5).

Program Sahur Keliling sudah dijalankan istri Gus Dur sejak tahun 2000 (20 tahun) dengan sasaran utamanya adalah kaum dhuafa, lintas iman dan pihak terkait.

Sebagaimana diketahui kiprah dan dedikasi kemanusiaan yang dilakukan Shinta selama ini membuat dirinya terpilih sebagai 100 orang berpengaruh di dunia versi Majalah TIME 2018.

Pewarta: Markus Saragih

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*