Romo Franz Magnis Suseno SJ menyindir masyarakat Indonesia yang tidak menggunakan hak pilihnya alias masuk golongan putih (golput). Golput merupakan senjata yang digunakan di era Orde Baru, tapi situasi sekarang berbeda, perlu ikut berpartisipasi.
“Kalau era demokrasi sekarang sudah beda,” kata Romo Magnis di hadapan peserta seminar “Kepemimpinan Nasional dan Moralitas” di Katedral Mesias, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu, 5 April 2014.
“Bahkan di era Orde Baru saya memilih,” ujarnya. “Karena saya cinta tiga partai yang ada, saya pilih semuanya.”
Ia menuturkan suhu politik saat itu mengharuskan masyarakat masuk golput sebagai bentuk perlawanan. Dalam soal pergerakan bangsa, menurut dia, menjadi golput pada saat ini malah merugikan.
Sebab, katanya, nasib bangsa ini, “Mau tidak mau ditentukan dari politikus yang harus dipilih dalam pemilu.” Hanya, dia mengaku bahwa memang tidak ada politikus yang bersih.
Namun, Romo Magnis tetap optimistis bahwa di antara yang terburuk itu ada yang baik. Itu sebabnya dia menekankan: warga negara Indonesia harus menggunakan hak pilih.
Mampu melindungi hak minoritas
Kondisi toleransi beragama yang semakin mengkhawatirkan menjadi catatan penting bagi Romo Magnis dalam memilih calon presiden mendatang. Ia berharap agar pemimpin yang terpilih adalah sosok yang menjujung toleransi dan pluralisme.
“Bagaimana pemerintah melindungi ajaran-ajaran yang selama ini sering disudutkan,” kata Romo Magnis, seperti dilansir Tempo.co, Minggu (6/4).
Ia merasa khawatir bahwa isu keagamaan bahkan telah menjurus kepada tindakan ekstrim. Konflik minoritas bukan hanya meliputi persoalan etnis dan agama namun juga kepada diskriminasi terhadap kaum pendatang. Seperti persoalan kekerasan yang dialami oleh kaum Syiah.
Dengan itu, Romo Magnis mengajak untuk memilih pemimpin yang menjunjung toleransi dan pluralisme serta tidak terlibat dengan kasus kemanusiaan.
“Yang terpenting pemimpin itu harus tahu masalah. Jangan sampai orang yang tidak berkompeten malah memimpin bangsa,” tambahnya.
PGI – Jakarta. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Jenderal Budiman, mengatakan: “Jelang Pemilu 2014 para pemimpin agama berperan penting memberikan ketenangan kepada umat agar Pemilu berjalan secara LUBER (Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia).” Semuanya itu […]
PGI – Jakarta. Para pimpinan Majelis-majelis Agama menilai Pemilu, sebagai instrumen demokrasi, dapat menjadi jembatan emas untuk menghasilkan wakil rakyat dan pemimpin negara yang bertanggung-jawab terhadap pelaksanaan pembangunan menuju terwujudnya masyarakat adil, makmur dan sejahtera […]
Deklarasi Gerakan Kebhinnekaan untuk Pemilu Berkualitas dan Peluncuran Posko Pengaduan Kampanye Hitam SARA Komitmen KPU dan Bawaslu untuk mewujudkan Pemilu 2014 yang berkualitas harus dikawal dan didukung bersama-sama, sehingga, kualitas Pemilu 2014 akan tercermin dalam […]
Be the first to comment