Wakil Ketua Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Romo Johannes Hariyanto SJ menyesalkan adanya kecenderungan intoleransi di tanah air dewasa ini. Intoleransi tidak memiliki akar ideologis dan sejarah dalam semangat keberagamaan di Nusantara.
“Agama datang ke Indonesia tidak lewat pertempuran antaragama. Ada unsur kekuasaan bermain di sana, namun tidak signifikan. Kenyataan ini tentu indah sekali ketimbang sejarah penyebaran agama yang berdarah-darah di negara lain,” kata Romo Hariyanto dalam acara konsorsium Belajar Islam di MNC TV, Jakarta Timur, belum lama ini.
Romo Hariyanto menduga kekerasan dan intoleransi yang terjadi di Indonesia karena adanya kekeliruan dalam menafsirkan ayat-ayat suci.
“Semua agama lahir jauh sebelum konsep negara-bangsa (nation-state) tercipta. Karenanya, banyak kalangan kesulitan mencari ayat dalam mendukung demokrasi misalnya,” ucap Romo Harianto.
Ia mengatakan, “Ketika agama berupaya menyelesaikan persoalan sosial, umumnya hanya simbolik. Tidak membahas persoalan mendasar”.
Persoalan lokalisasi prostitusi menjadi contoh yang diberikan Romo sore itu. “Dengan dalih agama, kita tutup lokalisasi, eh sekarang ada e-prostition”, tambahya, seraya menambahkan, “Inilah kenaifan kebanyakan orang beragama.”
Romo Hariyanto mengakui dengan segala dalil-dalil yang dimiliki oleh teks-teks suci semua agama pun tidak akan mampu menyelesaikan perkara sosial. Karena, Romo Hari meyakini, persoalan-persoalan di masyarakat lebih kompleks daripada yang tertuang dalam teks-teks suci.
“Dewasa ini umat beragama kebanyakan dihabiskan waktunya untuk memperjuangkan simbol-simbol keagamaan, para penganut agama kerap terlena pada simbol dan lupa pada sisi utama agama yakni kemanusiaan,” lanjut Romo Haryanto.
Padahal, lanjut imam tersebut, agama mengajarkan pentingnya semangat kemanusiaan. Sebagai seorang pemuka agama Romo Hariyanto mengungkapkan bahwa Katolik senantiasa menekankan pentingnya kemanusiaan universal.
“Perlu keberanian para penganut agama untuk senantiasa sejalan dengan kemanusiaan,” tambahnya. (icrp-online.com)