JATENG,PGI.OR.ID-Merayakan Natal 2017, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko, Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono, pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto, Sekda Provinsi Jateng Sri Puryono, dan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Prof Mudjahirin Thohir berkunjung ke PGIW Jateng dan kediaman Ketua PGIW Jateng Pdt Eka Lasa Purwibawa. Kunjungan ini merupakan tradisi tahunan yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo.
Suasana damai penuh rasa toleransi terasa di saling menghormati terasa kampung di RT 07 RW 01 Kelurahan Bangetayu Wetan, Kota Semarang dalam perayaan Natal tahun ini. Bagaimana tidak, di lokasi itu umat muslim saling bahu-membahu membantu perayaan Natal di rumah Pendeta Emeritus Eka Lasa Purwibawa.
Warga membantu di rumah pendeta tersebut karena setiap Natal selalu didatangi banyak tamu. Sejak pagi para warga sudah sibuk menyiapkan hidangan dan tenda juga sudah berdiri di depan rumah pendeta. Tamu mulai berdatangan sejak pagi untuk mengunjungi Pendeta Eka Lasa.
Tamu yang datang bukan hanya warga biasa, ada juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko, Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono, pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto, Sekda Provinsi Jateng Sri Puryono, dan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Prof Mudjahirin Thohir. Pendeta Eka Laksa memang orang penting yaitu sebagai Ketua Persekutuan Gereja di Indonesia Wilayah (PGIW) Jawa Tengah.
Namun bukan karena Pendeta Eka Laksa merupakan orang penting kemudian warga saling membantu. Toleransi di kampung tersebut juga bisa dilihat ketika Idul Fitri karena umat Nasrani turut membantu persiapan menyambut hari raya itu. Ketika Natal, warga Muslim ikut sibuk dengan menyiapkan makanan hingga menghidangkan ke para tamu seperti yang terlihat siang ini. Tamu-tamu yang datang langsung disambut warga baik muslim maupun nasrani yang membawa nampan berisi minuman dan makanan ringan.
Ketua RW setempat, Heri Dwi Utomo mengatakan warga nasrani di wilayahnya memang hanya 5% dari 100 kepala keluarga yang ada. Namun kerukunan ditunjukkan 100% tanpa harus ada komando dari siapapun. “Sudah kegiatan rutin, pemberitahuannya juga cuma lisan saja. Jadi siapapun punya hajat ya saling membantu,” kata Heri, Senin (25/12).
Salah satu warga muslim yang ikut membantu, Sumarni mengatakan menurutnya bukan hal istimewa jika antar tetangga saling membantu termasuk ketika menyambut hari raya apapun. Tidak perlu ada orang yang mengingatkan, warga di kampung tersebut bakal ikut sibuk membantu jika ada hari raya. “Sudah kebiasaan ya. Kalau Idul Fitri juga kita dibantu. Ya kalau membantu itu tidak perlu melihat agamanya. Jaga kerukunan,” tandas Sumarni.
Pendeta Eka Lasa mengatakan, saling menghormati antara umat beragama yang dipraktekan oleh warga di kampungnya itu tidak untuk menjaga kerukunan, namun juga sebagai contoh bagi generasi muda. “Jadi cikal yang baik, kalau jadi bakal ya bakal yang baik. Bangunan tidak bangunan agama dalam sektoral. Yang kita bangun religiusitas, religi penyembahan Tuhan ditunjukkan dalam kegiataan riil. Kalau gawe seneng wong kan enak (kalau membuat orang lain senang kan enak),” kata Pendeta Eka Lasa. (Jatengtoday)
Be the first to comment