Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan aksi bom bunuh diri atau radikalisme lainnya, seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), terjadi karena adanya pihak yang “menjual murah” surga maka tuga para pemuka agama untuk mengingatkan umatnya bahwa memperoleh surga bukan dengan cara demikian.
“Karena bom bunuh diri itu tidak mencari uang, tidak mencari jabatan, dia siap mati, dia mencari surga. Di sini fungsi kita menyadarkan umat bahwa surga tak segampang itu, tidak ‘diobral’ seperti itu,” kata Kalla saat menghadiri Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2014 di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), di Jakarta, Sabtu (1/11/2014).
Kalla menyampaikan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk Muslim terbanyak di Asia yang berhasil menjalankan demokrasi dengan baik. Tidak ada korban jiwa dalam pemilihan umum di Indonesia selama dua periode.
Kondisi ini, menurut Kalla, berbeda dengan situasi di negara lainnya yang juga mayoritas berpenduduk Muslim. Kalla mencontohkan Afganistan dan Irak.
“Pemilu di sana tanpa korban jiwa itu kadang-kadang bukan pemilu,” ujar politisi senior Partai Golkar tersebut.
Ia berpendapat bahwa konflik di suatu negara cenderung terjadi karena dua hal, yakni ideologi dan ketidakadilan.
Kalla juga menyampaikan bahwa Indonesia termasuk yang paling aman di dunia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Kondisi ini patut untuk disyukuri. Dia melanjutkan, Islam di Indonesia selalu moderat dan mampu menjaga kesatuan bangsa.
“Ini tentu tak lepas dari peran alim ulama yang memberi tausiah, dan pimpinan lainnya yang memberikan hal-hal baik, serta petugas-petugas negara,” tambah wapres. (Tribunnews.com/Foto:metrotvnews.com)
Be the first to comment