Sumba, PGI.OR.ID-Dua event Pra Sidang Raya XVII PGI resmi dibuka, yaitu Pertemuan Raya Perempuan Gereja (PRPrG) dan Pertemuan Raya Pemuda Gereja (PRPG). Dua kegiatan itu telah dibuka secara resmi oleh Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang, dan Staf Ahli Gubernur Bidang Politik dan Pemerintahan Drs. Semuel Pakereng, mewakili Gubernur NTT, pada Sabtu (2/11).
Pembukaan PRPrG berlangsung di Stadion Galatama Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), sementara pembukaan PRPG di Lapangan Manda Elu, Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat. Antusias warga gereja dan masyarakat begitu besar untuk menyaksikan event skala nasional yang baru pertama kali dilakukan di dua kabupaten itu. Mulai dari anak-anak, hingga orangtua memadati tempat acara. Bahkan mereka rela menunggu lama jalannya acara di tengah panas matahari yang menyengat.
Acara pembukaan, baik di PRPrG maupun PRPG diawali dengan ibadah, yang juga diselingi puji-pujian dan tarian khas daerah Sumba, serta drama teatrikal yang sangat menggugah perhatian peserta. Tidak ketingalan pekikan payawau dan pakalaka keras terdengar.
Pendeta Jemaat GKS Mata, Pdt. Irene Takan Djanjie dalam khotbahnya di pembukaan PRPrG yang mengutip Kejadian 1: 26-31 menegaskan, ada tiga catatan penting bagi perempuan, yaitu spirit rekonstruktif, rekonsiliatif, dan reproduktif.
“Rekonstruktif, artinya Allah bersinergi dengan perempuan. Maka dia harus tampil dan berdampak bagi banyak orang, penuh cinta kasih sehingga melihat diri Allah dalam dirinya. Rekonsiliatif, artinya manusia segambar dengan Allah. Meski manusia kerap terjatuh dalam dosa, menjadi pelaku kejahatan, namun Allah tetap melakukan pemulihan. Dan reproduktif, Allah menghendaki agar perempuan memberi diri dalam pekerjaan Allah, menyebarkan cinta kasih di bumi indonesia. Berani mengkiritisi segala kejahatan di dunia, termasuk radikalisme, kerusakan lingkungan dan sebagainya. Melalui dirinya, kaum perempuan ditantang untuk membangun negeri,” jelasnya.
Usai ibadah, Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang, dalam sambutannya menegaskan, bahwa PRPrG adalah bagian dari kegiatan pra Sidang Raya PGI yang menjadi wadah dan kesempatan bagi perempuan-perempuan gereja untuk saling berbagi pengalaman dan bermasyarakat dalam rangka pendalaman spiritual.
“Pertemuan ini juga bagi para perempuan gereja untuk mengumpulkan ide-ide yang kemudian menjadi kontribusi bagi Sidang Raya PGI XVII dan selanjutnya diterapkan dalam gereja-gereja itu sendiri. Dan yang tak kalah penting, juga akan dibahas perlindungan kepada perempuan dan anak yang menjadi prioritas saat ini sehingga tidak menjadi mangsa dari manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab,” katanya.
Sementara Bupati SBD Karolus Kodi Mete mewakili masyarakat dan juga panitia pelaksana menyampaikan, pihaknya merasa bersukacita melaksanakan kegiatan tersebut selama empat hari kedepan. Semuel Pekereng menambahkan dalam sambutannya, mewakili Gubernur NTT yang sedang bertugas keluar negeri, dirinya membuka kegiatan ini dengan harapan bahwa hasil pertemuan dapat bermanfaat untuk kemajuan perempuan gereja secara khusus dan perempuan Indonesia secara umum.
“Saya juga berharap semua peserta dan warga dapat menjadi juru bicara daerah NTT secara umum untuk menceritakan kondisi daerah NTT dengan baik, apa lagi di Kabupaten Sumba Barat Daya secara khusus dengan aneka ragam wisata dan keunikan yang khas,” kata Staf Ahli Gubernur NTT Bidang Pemerintahan dan Politik.
Menurut panitia, acara tersebut dihadiri 650 orang yang merupakan perwakilan dari 90 sinode anggota PGI, 29 PGIW/SAG, serta mitra dalam dan luar negeri belum termasuk masyarakat setempat. Acara pembukaan berlangsung mulai pukul 09.00 WITA hingga pukul 12.30 WITA ditutup dengan jamuan makan siang bersama seluruh peserta.
Pemetaan masalah
Sesudah makan siang, acara PRPrG dilanjutkan dengan dialog di GKS Jemaat Mata dengan mengambil tema Refleksi Teologi, Konteks Sumba dan Konteks kebangsaan. Dalam dialog tersebut dibicarakan pemetaan persoalan-persoalan terkini, kebutuhan aktual perempuan dan solusinya, merumuskan arah perjuangan para perempuan gereja beberapa tahun ke depan, membangun dan memperkuat jejaring, merumuskan rekomendasi-rekomendasi strategis bagi Sidang Raya PGI.
Kegiatan PRPrG secara khusus mempunyai beberapa tujuan, antara lain berbagi pengalaman program yang telah dilaksanakan oleh Biro Perempuan dan Aanak (BPA) PGI selama 2015-2019 bersama Komisi Perempuan Gereja dari 90 Sinode anggota PGI dan Mitra. Juga dibicarakan kontribusi terhadap arah dan kebijakan PGI periode 2019 – 2024 untuk bidang perempuan dan anak. Dan didiskusikan pula bagaimana memperkuat peran perempuan gereja untuk pemahaman isu keadilan dan kesetaraan gender dan mendorong keterlibatan aktif untuk mengkritisi peraturan-peraturan yang diskriminatif.
Pembukaan PRPG juga Meriah
Di Lapangan Manda Elu, Waikabubak. Kabupaten Sumba Barat, pembukaan Pertemuan Raya Pemuda Gereja (PRPG) PGI juga meriah. Kemeriahan tergambar dengan Tarian Kalaka serta atraksi kuda yang ditunggangi seorang pemuda, menuntun para peserta serta undangan menuju Lapangan Manda Elu, yang telah dipenuhi jemaat dan masyarakat, baik di tribun maupun sekitar lapangan.
Acara semakin menarik dengan kehadiran tim qasidah dari ibu-ibu pengajian Alhidayah Waikabubak yang turut berpartisipasi dengan menyanyikan dua buah lagu. Serta Remaja Masjid Islam Sumba (RISMA). Hal ini membuktikan kuatnya toleransi di Sumba.
Saat ibadah, paduan suara kolosal, yang merupakan gabungan dari interdenominasi gereja yang ada di Klasis Kota Waikabubak dan Klasis Loli, dengan dirigen Yacob B, tampil apik menaikkan lagu pujian serta lagu tema Sidang Raya XVII PGI.
Ibadah menjadi kegiatan selanjutnya disertai penampilan kesenian dan tarian adat serta pujian dari paduan suara gabungan klasis GKS se-Sumba Barat dengan lagu Haleluya Handle.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PGI Henriette Hutabarat-Lebang menyambut baik dibukanya kegiatan ini dengan menampilkan sejumlah elemen masyarakat termasuk lintas agama. “Ini menandakan bahwa kegiatan ini dapat menyatukan warga pemuda yang berbeda agama sehingga memelihara kebhinekaan di Indonesia,”katanya.
Sementara Bupati Sumba Barat yang juga Ketua Umum pelaksana kegiatan itu, Drs. Agustinus Niga Dapawole dalam sambutannya mengatakan, menyambut baik dan sukacita semua tamu undangan dalam mengikuti pertemuan raya tersebut.
“Kami sangat bersyukur dan menyambut baik kegiatan ini dan kami berusaha menghadirkan yang terbaik untuk semua peserta yang datang ke tempat kami,”katanya.
Hadir dalam pembukaan itu, antara lain Staf Ahli Gubernur Bidang Politik dan Pemerintahan Drs. Semuel Pakereng, mewakili Gubernur NTT, Bupati dan Wakil Bupati Sumba Barat Daya, Bupati Sumba Timur, Bupati Sumba Tengah, Bupati Malinau, Bupati Mamasa serta sejumlah tamu dari luar negeri.
Pewarta : tim media PGI