PALU,PGI.OR.ID-Persekutuan Oikoumene Umat Kristen (POUK) DKI melalui Kompi D (Komisi Pekabaran Injil dan Diaokonia) berbagi kasih untuk korban bencana di Palu, kegiatan berbagi kasih tidak hanya di Palu saja, saat Lombok mengalami bencana POUK DKI turun ke lapangan membantu korban bencana di Lombok.
Rombongan dipimpin Pdt Daniel Albert Tobing dkk. Menurut Pdt Tobing, ketika mengunjungi daerah Petobo Palu pada 29 November 2018, daerah bekas tanah likuifaksi, tanah yang bergerak berubah menjadi lumpur pada peristiwa gempa Palu, Jumat (28/9), dan menenggelamkan ribuan rumah yang terhisap hilang di dalamnya. Banyak cerita yang menyedihkan, dimana pada waktu itu secara tiba-tiba suara gemuruh datang, tanah tempat mereka berada berubah bergerak, menggonjang dan menenggelamkan semua yang ada di atasnya. Situasi mencekam, menakutkan dan tidak tahu hendak berbuat apa. Ada ribuan rumah, dan diperkirakan 5000 orang tenggelam di hisap bumi.
Kembali Pdt Daniel mengisahkan, sekarang hanya tinggal puing, tetapi bekas-bekas kedasyatan gempa masih terlihat. Sisa-sisa rumah terhisap, patahan tanah dan mobil hanyut seolah-olah menceritakan betapa hebat dan menakutkannya peristiwa itu. Kini menjadi monumen yang mengingatkan kepada kita manusia bahwa hidup ini hanya berserah kepada Tuhan. Sehebat-hebatnya manusia ketika Allah mendatangkan sedikit saja kuasaNya, maka kehebatan manusia tiada arti.
Team PI bersama Pdt Daniel Tobing, Pdt Roma Sihombing, Pnt Marihot Silitonga dll melaksanakan survey untuk mengunjungi dan berkoordinasi dengan gereja yang akan di berikan bantuan. Bergerak ke kabupaten Sigi yaitu ke daerah Kulawi dan Boladangko. Daerah pegunungan kurang lebih berjarak 80 km dari kota Palu. Banyak gereja yang sudah rata dengan tanah, dengan apa adanya umat beribadah di bawah tenda.
Suasananya pun tentu berbeda, beribadah dengan seadanya karena semua peralatan ibadah hancur tertimpa bangunan, belum lagi panasnya luar biasa di bawah tenda. Jemaat pun hidup dalam kondisi jiwa yang tertekan, mereka jadi pengungsi karena rumahnya juga hancur, juga banyak yang kehilangan pekerjaannya. Masalahnya lagi setelah gempa terjadi banyak jalan yang rusak, telah di perbaiki sementara hanya untuk sekedar dapat di lalui.
Patahan jalan dan kerusakan masih terlihat disana sini. Belum lagi harus melewati 6 sisi gunung bekas runtuhan akibat gempa arah ke desa Boladongko. Jalan yang sewaktu-waktu bisa longsor karena labil dan banyak batu yang masih berjatuhan dari gunung ketika kami lewat. Sangat menakutkan untuk menelusurinya, sepanjang jalan hati kami berdoa agar selamat. Jalurnya pun sistem buka tutup oleh aparat karena situasi. Kalau hujan tidak bisa di lalui dan menjadi rawan longsor dari gunung serta jalanan jadi lumpur.
“Yang menakutkan adalah apabila kita sudah posisi di tengah-tengah perjalanan lalu hujan turun, suasananya menjadi terjebak ditengah-tengah bahaya. Dengan bulat hati, pantang mundur meneruskan misi, pasrah kepada Tuhan hanya itulah kekuatan. Setelah melaksanakan survey, pada hari minggu 2 Desember 2018, kami akan kembali, memimpin ibadah umat dan juga menyerahkan bantuan kepada 5 Gereja terdampak gempa,” katanya.
Pada ibadah advent pertama, Minggu (2/12), team POUK DKI melayani tersebar di 5 gereja pada waktu bersamaan, memberikan bantuan akibat gempa Palu kepada 5 jemaat. Mereka beribadah di bawah tenda dengan fasilitas seadanya. Panas menyengat dan tidak nyaman, tetapi semangat iman mereka tetap membara. Kiranya bantuan yang di berikan dapat lebih menyemangatkan iman umat..
Pewarta: Sapta Siagian
Editor: Markus Saragih
COPYRIGHT © PGI 2018
Be the first to comment