JAKARTA,PGI.OR.ID-Jelang penyelenggaraan Pilkada serentak pada 15 Februari 2017, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mengeluarkan pesan pastoral bagi hajatan demokrasi tersebut. Pesan pastoral ditujukan kepada gereja-gereja, warga gereja, pasangan calon, partai politik, penyelenggara Pilkada, dan aparat keamanan.
“Kami harap pesan pastoral ini bisa menjadi pedoman bagi gereja-gereja di Indonesia dalam menentukan sikap etis terhadap Pilkada serentak ini. Kita semua diajak untuk mengutamakan nilai-nilai kebenaran, keadilan dan kesetaraan, yang didasari spirit gotong-royong sehingga menciptakan perdamaian dan kegembiraan, saat Pilkada, maupun setelah Pilkada berlangsung. Hanya dengan demikian kita bisa mewujudkan kehormatan dan kebanggaan kita sebagai bangsa yang bermartabat,” kata Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang kepada wartawan saat jumpa pers di Grha Oikoumene, Jakarta, Selasa (1/11).
Kepada Gereja-gereja, PGI mengingatkan, pertama, agar tidak boleh terjebak dalam ‘dosa’ menghalalkan segala cara demi nafsu kekuasaan, termasuk terjebak dalam pendekatan sektarian, atas nama agama, suku dan ras, yang bisa memecah-belah kita sebagai bangsa. Kedua, hindari penggunaan gedung gereja atau rumah ibadah sebagai ajang kampanye, atau menggunakan mimbar gereja untuk menggalang dukungan bagi para calon.
Ketiga, Gereja terpanggil untuk berpartisipasi dan bekerjasama dengan siapa pun dalam mengawasi jalannya Pilkada, pun paska Pilkada. Artinya gereja berkewajiban mengingatkan umat untuk mengawasi kebijakan-kebijakan politik pemimpin yang terpilih agar berjalan sesuai dengan konstitusi demi keadilan, kesejahteraan dan perdamaian bangsa. Keempat, tanggung jawab politik gereja adalah dengan melakukan pendidikan politik warga gereja agar mereka mampu menggunakan hak pilih mereka secara rasional dan bertanggungjawab demi kebaikan bersama, serta bersikap kritis dan berani menolak politik uang, sebagai perwujudan iman Kristiani kita dalam berbangsa.
Sedangkan kepada warga gereja, pertama, dalam Pilkada nanti pilihlah calon pemimpin yang memiliki: integritas, kejujuran, keberanian dan komitmen melawan segala bentuk korupsi dan manipulasi, komitmen pada konstitusi dan keanekaragaman bangsa, kemauan bekerja keras untuk menciptakan keadilan dan kesetaraan bagi seluruh warga negara, serta komitmen untuk menopang pembangunan yang berwawasan lingkungan. Kedua, tolaklah calon pemimpin yang memanipulasi isu-isu SARA, diskriminasi berbasis gender dan kampanye gelap yang menyudutkan pasangan calon tertentu.
Kemudian untuk para pasangan calon, PGI menegaskan, pertama, mengapresiasi keikutsertaan para calon dalam kontestasi Pilkada ini. “Kami percaya pencalonan Saudara adalah wujud keterpanggilan membangun proses demokrasi dan keadilan bagi bangsa,” papar Seketaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Perdamaian PGI Pdt. Henrek Lokra saat membacakan Pesan Pastoral PGI untuk Pilkada Serentak 2017 itu.
Kedua, PGI mengharapkan komitmen mereka (para pasangan calon, red) untuk memperjuangkan kepentingan rakyat terutama mereka yang miskin, yang mengalami diskriminasi dan termarjinalkan. Bersikap jujur, menjauhkan diri dari suap maupun dari penggunaan dana-dana Pemerintah, seperti dana bantuan sosial yang seharusnya digunakan untuk menyejahterakan rakyat, untuk kepentingan kampanye.
Ketiga, kualitas kenegarawanan akan terlihat dalam cara bertindak dan berkampanye. Oleh sebab itu, jangan menghalalkan cara-cara yang melanggar hukum atau memanipulasi isu gender, SARA yang bersifat sektarian dan primordial sempit demi kekuasaan. Keempat, saat Pilkada usai, diharapkan para pasangan calon mampu berjiwa besar, terutama saat menerima hasil Pilkada demi menjaga ketertiban, perdamaian dan ketentraman masyarakat.
Kepada partai politik, PGI melihat partai politik merupakan unsur penting dalam membangun kultur dan struktur demokrasi bangsa kita. Partai politik diharapkan mampu mempersiapkan kader-kader bangsa yang bukan terutama memperjuangkan kepentingan partai politik atau kepentingan primordialistik etnik atau agama. Sebaliknya, Partai Politik berfungsi mempersiapkan kader-kader bangsa yang memiliki integritas, kapasitas, kejujuran dan berkomitmen pada tegaknya konstitusi. Oleh sebab itu, partai politik mestinya tidak terjebak pada pragamatisme sesaat yang memperjuangkan kekuasaan dengan menghalalkan segala cara, termasuk politik uang dan politisasi SARA.
Sementara itu, kepada penyelenggara Pilkada yakni KPU, Bawaslu/Panwas, PGI berdoa dan berharap, semoga mampu melaksanakan mandat secara profesional dan bertanggung jawab, jujur, adil, transparan dan tidak memihak. Masa depan demokrasi kita bergantung pada integritas dan kejujuran para penyelenggara Pilkada ini.
Kepada aparat keamanan, sebagai komponen utama dalam proses demokratisasi Indonesia, PGI mendoakan agar aparat keamanan mampu melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan tulus, baik dan professional, sehingga Pilkada dapat berjalan dalam suasana yang kondusif, aman dan tenteram bagi seluruh warga dalam menggunakan hak pilihnya.