JAKARTA,PGI.OR.ID-Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (MPH PGI) menyatakan keprihatinannya dan duka mendalam untuk korban bencana gempa yang terjadi di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat pada Jumat dini (15/1).
“Atas nama MPH-PGI saya menyampaikan keprihatinan dan duka mendalam atas musibah gempa yang melanda Mamuju, Majene dan daerah lain di Sulawesi Barat, yang hingga kini telah menelan korban jiwa 34 orang. Peristiwa ini menambah deretan nestapa bagi kita di awal tahun ini, yang mengingatkan kita akan betapa ringkihnya kehidupan kita ini dan betapa terbatasnya kemampuan kita,” kata Pdt. Gomar.
Data dari Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 14.00 WIB menyebut, akibat gempa berkekuatan Magnitudo 6,2 yang mengguncang Mamuju dan Majene, Sulbar, korban meninggal 34 orang.
Pdt. Gomar juga mengajak, di tengah keterbatasan yang terjadi agar menumpukan harapan pada perlindungan Tuhan dan membantu.
“Pada saat sama saya mengimbau segenap warga gereja di seluruh Indonesia untuk membawakan saudara-saudara kita di Sulbar di dalam doa seraya menopang mereka dengan memobilisasi bantuan yang diperlukan. Dalam masa pandemi ini penderitaan mereka akan makin berat akibat gempa ini. Kini saatnya kita menunjukkan secara nyata solidaritas sebagai sesama manusia, untuk bersama memikul beban berat ini,” ujarnya.
PGI secara khusus melalui bidang Penangan Risiko Bencana (PRB) menggalang dana bantuan Peduli Korban Gempa Sulawesi Barat melalui rekening Mandiri : 006.006.000.034.0 dan rekening BNI di nomer 000.893.266.1 atas nama Persekluruan Gereja-gereja di Indonesia dengan mencantumkan kode unik “62” di kahir jumlah donasi. (contoh Rp.100.062).
Selain korban meninggal, BNPB mencatat akibat gempa yang terjadi di Majene dan Mamuju sekitar 637 orang luka-luka dan lebih dari 15.000 orang mengungsi. Data lainnya diketahui ada 62 unit rumah rusak, 1 unit puskesmas rusak berat, 1 kantor Danramil Maluda rusak berat, jaringan listrik padam, komunikasi selular tidak stabil dan longsor di 3 titik sepanjang jalan poros Majene – Mamuju. Kerusakan lainnya di kota itu termasuk Hotel Maleo, kantor Gubernur Sulawesi Barat dan jaringan listrik serta jaringan air terganggu.
Masyarakat terdampak membutuhkan bahan pokok, selimut dan tikar, tenda pengungsi, pelayanan medis, terpal, alat berat/eksavator, alat komunikasi, makanan siap saji dan masker.
Pewarta : Phil