PGI Menjadi Teladan Persatuan Bagi Indonesia

PGI – Jakarta. PGI (dulu DGI – Dewan Gereja-gereja di Indonesia) didirikan 5 tahun setelah Kemerdekaan RI. Pendirian DGI pada awalnya didorong semangat mempersatukan gereja-gereja di Indonesia dalam arak-arakan gerakan keesaan (oikoumene). Tinta Sejarah Indonesia mencatat bahwa DGI memiliki kontribusi persatuan bagi bangsa Indonesia. Kontribusi itu adalah: “Keesaan dalam konteks kebangsaan dan kemanusiaan,” demikian kata Pdt. Albertus Patty (Ketua PGI), dalam acara Diskusi Awal Tahun 2015 di Grha Oikoumene PGI, Selasa (12/1/2015).

Patty menegaskan bahwa keesaan yang diupayakan dan diusahakan PGI adalah dengan menegakkan martabat manusia dan menekankan kesesamaan (bukan kesamaan). Inilah yang menjadi peran dan tanggung jawab gereja-gereja di Indonesia dalam berbagai denominasi.

Secara khusus Patty menggarisbawahi bahwa kesesamaan jauh lebih penting dibandingkan kesamaan. Kesesamaan yang dimaksudkan itu adalah memperjuangkan sisi kemanusiaan (HAM), solidaritas, dan kemajemukan.

Dengan meminjam pemikiran Amitaf Karya yang tertarik mengamati Indonesia, Patty mengutip bahwa ada empat hal yang menarik dari Indonesia, yaitu: demokrasi, korupsi stabilitas politik, dan pembangunan ekonomi.

Indonesia sebagai negara demokrasi besar mampu memainkan demokrasi sebagai fondasi penting bagi negara dan bangsa Indonesia. Kekuatan demokrasi di Indonesia selalu diperhitungkan oleh negara-negara lain.

Sebagai negara demokrasi besar, ironisnya Indonesia termasuk negara yang tinggi tingkat korupsinya. Meskipun ada usaha pemerintah memberantas korupsi melalui KPK, tetapi masalah korupsi di Indonesia termasuk akut.

Dalam hal stabilitas politik, Indonesia masih tergolong negara yang cukup baik dalam mengatasi masalah stabilitas keamanan dan kesatuan negara. Peran TNI masih dirasakan cukup baik, meskipun peralatan militer (ALUSISTA) TNI tergolong tua dan ketinggalan teknolonginya. “Meskipun demikian, kita mengharapkan TNI tidak ikut terlibat memperkeruh dalam kasus-kasus HAM, seperti di Papua dan kasus-kasus ilegal logging dan ilegal fishing,” demikian respons J. N. Simanjutak, Ketua Komisi Hukum PGI.

Dalam pembangunan ekonomi, Indonesia termasuk negara yang tingkat perekonomiannya terus naik, meskipun kenaikannya itu relatif kecil. Patty mengatakan: “Perekonomian Indonesia naik perlahan-lahan, namun pasti.”

Diskusi Awal Tahun 2015 yang diselenggarakan PGI ini mengambil tema: Peran dan Tantangan Pelayanan Gereja Tahun 2015. Acara tersebut disambut secara antusias para undangan dari berbagai sinode Gereja, lembaga mitra PGI, lembaga lintas agama, media massa, dan para pemerhati. Acara yang menghadirkan pembicara Pdt. Albertus Patty dan J.N. Simanjutak ini merupakan bentuk refleksi dan evaluasi apa yang sudah dilakukan dan terjadi pada 2014 dan bagaimana kita mempersiapkan langkah dan strategis ke depan pada 2015. (Boy Tonggor Siahaan)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*