BITUNG,PGI.OR.ID-Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Sinode Am Gereja (SAG) Sulutteng menggelar Pelatihan Peningkatan Kapasitas Unit Pengurangan Resiko Bencana dan Perkemahan Generasi Muda Tangguh Bencana, di Riverside Kelurahan Manembo-nembo Kecamatan Matuari, Bitung, Sulawesi Utara.
Kegiatan yang akan berlangsung selama empat hari (2-5/6/2022) ini, resmi dibuka pada Kamis (2/6/2022). Tampak hadir saat pembukaan Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri, Kepala BPBD Provinsi Sulut, Joi E B Oroh, Ketua Sinode AM Gerejawi, Pdt Dina Sophia Werat, Wasekum PGI, Pdt Krise Gosal, dan Kabiro PRB PGI Pdt. Shurej. Hadir pula Plh Sekretaris daerah Kota Bitung, Forsman Dandel, Kepala BPBD Pemkot Bitung, Fivy Kadeke serta sejumlah pejabat Pemkot Bitung.
Menurut Ketua Panitia, Pnt Ir Ign Rudy Theno ST MT, kegiatan pelatihan tersebut diikuti perwakilan 13 sinode yang tergabung dalam SAG Sulutteng sebanyak 39 orang, Panji Yosua 14 orang, Departemen Pengurangan Resiko Bencana (PRB) 7 orang, perwakilan dunia usaha 10 orang, perwakilan organisasi kepemudaan KNPI, Karang Taruna, GMKI, GAMKI, Pemuda Pancasila, Taruna Siaga Bencana dan Korps Sukarela PMI sebanyak 14 orang.
“Jumlah keseluruhan peserta pelatihan sebanyak 84 orang sedangkan side event berupa kemah generasi muda tangguh bencana ada sekitar 500 orang yang berasal dari 25 sekolah tingkat SMP dan SMA yang ada di Kota Bitung,” katanya.
Mewakil Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, Kepala BPBD Provinsi Sulut menyampaikan apresiasi Departemen PRB ASG Sulutteng dan panitia pelaksana yang telah menginisiasi dan memprakarsai kegiatan pelatihan, serta perkemahan.
Menurutnya, bencana bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah melainkan menjadi tanggung jawab bersama, termasuk didalamnnya unsur gereja yang memiliki peran sebagai pembawa keselamatan dan suara pembaharu bagi para jemaat Tuhan, keluarga dan kerajaan Allah. “Karena itulah saya sangat merespon kegiatan ini untuk meningkatkan dan pengetahuan dalam mengurangi resiko bencana pada 13 sinode gereja di wilayah Sulut, dan Tengah, swasta serta segenap elemen masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Walikota Bitung Maurits Mantiri menyampaikan, resiko bencana memang terus menjadi perhatian serius Pemkot Bitung sebagai bagian dari tanggungjawab Pemerintah, karenanya Ir Maurits Mantiri mengaku salut dengan kepedulian gereja melaksanakan pelatihan peningkatan kapasitas unit pengurangan resiko bencana ini. Dia pun menyampaikan terimakasih kepada PGI dan SAG karena telah mempercayakan Bitung menangani program tersebut.
Wasekum PGI Pdt. Krise Gosal dalam pengantar programnya menekankan, Panggilan Sosial Ekologis Gereja antara lain adalah melaksanakan upaya-upaya membangun masyarakat tangguh yang mampu beradaptasi, dan berkembang berhadapan dengan risiko bencana, termasuk didalamnya komunitas gereja, agar memiliki ketrampilan dan kemampuan sistem sosial-budaya masyarakat.
Selain itu, ketrampilan mengorganisir diri untuk meredam ancaman, mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas. Tanggungjawab Gereja-gereja di Indonesia tertuang menjadi mandat dari Dokumen Keesaan-nya, khususnya dalam PPTB Bab 3C.
Menurutnya, rekayasa sosial-budaya masyarakat gerejani untuk pengurangan risiko bencana penting dilakukan. Pentingnya juga karena gereja hadir di bumi Indonesia yang secara geografis, terletak pada rangkaian Ring of Fire, atau juga disebut Circum-Pacific Belt, rangkaian gunung berapi sepanjang 40.000 km dan situs aktif seismik yang membentang di Samudra Pasifik, dimana titik pertemuan banyak lempeng tektonik tersebut terus meluncur, bertabrakan, atau bergerak di atas atau di bawah satu sama lain menghasilkan bencana.
Para Fasilitator dan Narasumber lokal Sulut dan Kota Bitung turut menjadi narasumber pelatihan ini. Usai pelatihan, diharapkan akan ditindaklanjuti dengan aksi terprogram oleh gereja-gereja anggota di Suluteng.
Pewarta: Markus Saragih