PGI dalam Konferensi Internasional Agama dan Hak Asasi Manusia

YOGYAKARTA,PGI.OR.ID-Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) bersama Indonesian Consortium for Religous Studies (ICRS), menjadi tuan rumah dari Konferensi Internasional “Religion and Human Rights: Pedagogical Opportunities and Challenges in Higher Educations Indonesian” secara hybrid, di Universitas Gadjah Mada, Sleman, Yogyakarta.

Konferensi yang berlangsung selama tiga hari (18-20/7/2022) ini, kental dengan topik kebebasan beragama atau bekeyakinan (KBB), dalam dinamikanya baik secara global, nasional dan lokal. Para pihak yang terlibat dalam arak-arakan pengarusutamaan dan advokasi KBB pun semakin diperkaya melalui presentasi, diskusi dan lokakarya.

Pada kesempatan itu, para peserta yang mayoritas pengajar/dosen dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia, bertukar informasi, serta refleksi atas temuan/perkembangan KBB di lingkungan/daerahnya masing-masing. Tidak hanya itu, peserta juga mendapatkan pencerahan dari beberapa praktisi serta pakar kajian agama dan HAM.

Tidak kalah penting, forum ini juga menjadi ajang bagi para narasumber, peserta dan perwakilan organisasi sipil, untuk dapat membangun komunikasi dan kerja sama penyelenggaraan program-program kolaboratif dalam waktu dekat. Hal ini untuk mengkonfirmasi dan mengimplementasikan road map advokasi KBB yang sempat disusun oleh jaringan KBB beberapa bulan lalu. Ide-ide inovatif dan kolaboratif untuk mengadakan riset serta program-program pengarusutamaan dan advokasi KBB mengalir dengan sangat baik.

Mewakili PGI, Pdt. Jimmy Sormin, menjadi satu-satunya undangan dari unsur lembaga keagamaan, terlibat aktif mendiskusikan KBB, dan mengembangkan jaringan serta kerja sama dengan para narasumber dan peserta. Salah satu yang akan dibangun bersama ke depan adalah program klinik KBB yang disesuaikan dengan kekhasan dan kekuatan dari masing-masing organisasi/komunitas dalam jaringan KBB ini.

Sebagaimana diketahui, Prokelita PGI sendiri menempatkan isu KBB menjadi salah satu isu utama dalam merespons 3 krisis dan 1 tantangan yang menjadi pergumulan gereja-gereja di Indonesia.

 

Pewarta: Markus S.