Pesan Sidang Majelis Pekerja Lengkap PGI 2014

PGI – Jakarta. Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPL-PGI) telah berlangsung 16-20 Januari 2014 di Merauke, Papua di bawah terang tema “Tuhan Itu Baik Kepada Semua Orang” (Mazmur 145:9a) dan Sub-tema, “Bersama-sama Seluruh Komponen Bangsa, Mewujudkan Masyarakat Majemuk Indonesia yang Berkeadaban, Inklusif, Adil, Damai dan Demokratis” dengan Pikiran Pokok, “Gereja-gereja Mendorong Terwujudnya Demokrasi yang Beretika dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”.

Sidang MPL-PGI 2014, dengan tuan dan nyonya rumah GPI Papua, disemarakkan
oleh semboyan masyarakat Merauke, “Izakod Bekai izakod Kai” yang berarti “Satu Hati Satu Tujuan”. Semboyan tersebut berisikan tekad dan semangat dari masyarakat Merauke mewujudkan Indonesia Sejahtera. Tekad dan semangat seperti itu patut dikumandangkan di tengah konteks keprihatinan atas berbagai realitas yang sedang terjadi di tengah masyarakat Indonesia, termasuk pergumulan masyarakat Papua. Menyikapi berbagai keprihatinan tersebut, Sidang MPL-PGI 2014 mendorong Gereja-gereja di Indonesia untuk tetap optimis karena di dalam Tuhan Yesus Kristus orang-orang percaya senantiasa memiliki pengharapan, terutama ketika gereja-gereja di Indonesia tetap bersatu hati dalam satu tujuan: mewartakan kabar baik bagi masyarakat Indonesia.

Setelah menggumuli dengan seksama Tema, Sub-tema dan Pikiran Pokok tersebut, serta
Laporan-laporan berikut berbagai masukan dalam persidangan dan melakukan pembahasan serta disinari Ibadah dan Penelaahan Alkitab; Sidang menyampaikan Pesan sebagai berikut:

  1. Persidangan MPL-PGI 2014 berlangsung di tengah terpaan berbagai bencana di sebagian wilayah Indonesia, seperti bencana banjir bandang di Manado, Sulut, letusan Gunung Sinabung di Sumut, banjir di Jakarta dan wilayah lain di Pulau Jawa. Berbagai bencana ini telah menimbulkan kerugian yang tidak sedikit, bahkan menyebabkan kematian 15 orang di Manado dan penderitaan bagi lebih dari 25.000 pengungsi di Tanah Karo selama berbulan-bulan. Kita mensyukuri kesigapan GBKP dalam membantu para pengungsi tersebut.
    Menyikapi berbagai bencana tersebut, Sidang MPL-PGI 2014 menyerukan agar: a) Gereja-gereja meningkatkan solidaritasnya untuk meringankan beban penderitaan yang sedang dialami oleh para korban bencana melalui aksi nyata, b) Pemerintah Republik Indonesia menetapkan bencana Sinabung sebagai bencana nasional, dan c) Semua pihak tidak menjadikan bencana Sinabung sebagai konsumsi politik demi kepentingan sesaat.
  2. Di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif baik dewasa ini, kita masih menghadapi 37 juta penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan. Hal ini terjadi sebagai akibat dari regulasi dan kebijakan pemerintah yang bertumpu pada pengembangan ekonomi yang cenderung kapitalistis dan tidak membela kepentingan rakyat, sehingga meskipun upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan di bidang ekonomi menampakkan tanda-tanda kemajuan, namun jumlah penduduk miskin belum berkurang secara signifikan.
    Menyikapi kondisi tersebut, Sidang MPL-PGI 2014 menyerukan agar: a) Gereja-gereja dan segenap warga bangsa mengembangkan budaya kerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas; tidak konsumtif; serta berusaha mengembangkan semangat solidaritas sosial yang otentik, b) Pemerintah berpihak pada ekonomi kerakyatan dan meninjau kembali regulasi dan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat.
  3. Perilaku korup yang masih merajalela, khususnya di kalangan para pemimpin menyebabkan sikap pesimis sehingga masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap para pemimpin. Menyikapi kondisi tersebut, Sidang MPL-PGI 2014 kembali menegaskan Seruan Anti Korupsi dari Sidang MPL PGI di Melonguane, Talaud (2012), dan menyerukan agar Gereja-gereja melakukan pendidikan anti korupsi bagi warga jemaat sejak usia dini dan terus mengembangkan sikap kejujuran serta budaya keterbukaan dalam pengelolaan keuangan; serta bersama masyarakat mendukung pelaksanaan tugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
  4. Menyikapi kondisi terkini masyarakat Papua, di mana masyarakat masih tetap berada dalam ketertinggalan dan kemiskinan di tengah kekayaan yang melimpah, Sidang MPL-PGI 2014 menyerukan agar: a) Gereja-gereja di Papua melakukan refleksi dan introspeksi tentang jatidiri gereja di tanah Papua sebagai Citra Kristus dan Tubuh Kristus serta arti tanah Papua bagi mereka; b) Gereja-gereja di Indonesia turut membantu berbagai upaya yang dilakukan oleh PGI maupun Pemerintah dalam rangka menyelesaikan masalah Papua; dan c) Pemerintah Republik Indonesia melakukan konsultasi dan konsolidasi regional serta mengembangkan dialog yang lebih bermartabat antara Pemerintah Pusat dan masyarakat Papua.
  5. Pada dasarnya masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang rukun. Kerukunan mengalir secara otentik dalam diri setiap orang sebagaimana tampak dalam budaya kita yang kaya dengan nilai-nilai kerukunan dan gotong-royong. Hal itu menegaskan bahwa kerukunan tidak lahir dan tumbuh dari pengaturan legal formal. Pengalaman menunjukkan justru  ketika kerukunan hendak diatur dengan aturan formal malah menimbulkan ketegangan dan ketidak-harmonisan. Oleh karena itu, Sidang MPL-PGI 2014 menyerukan agar: a) Gereja-gereja berusaha menghidupkan kearifan lokal dan nilai-nilai kekristenan yang menjunjung kerukunan dan kebersamaan, dan b) Pemerintah mengurungkan niat untuk memaksakan pemeliharaan Kerukunan Antar Umat Beragama melalui regulasi.
  6. Demokrasi pada dasarnya bertumpu pada suara rakyat melalui Pemilihan Umum (Pemilu). Untuk itu, pelaksanaan Pemilu yang LUBER dan JURDIL diyakini merupakan jalan menuju demokrasi yang benar. Berdasarkan pengalaman yang terjadi selama ini, potret demokrasi, khususnya dalam penyelenggaraan Pemilu, menggambarkan praktik demokrasi transaksional dan machiavelistik yang sungguh sangat tidak etis. Menyikapi kondisi tersebut, Sidang MPL-PGI 2014 menyerukan agar: Gereja-gereja melakukan pendidikan politik guna memperlengkapi warga gereja menjadi pemilih yang cerdas dalam Pemilu; dan agar warga Gereja yang berolah politik praktis hendaknya tidak melakukan praktik politik uang.
  7. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan telah mengakibatkan kerusakan alam yang luar biasa, sebagaimana nampak dalam gejala pemanasan global dan perubahan iklim. Berbagai bentuk bencana, sebagai akibatnya, telah menyengsarakan kehidupan manusia dan alam. Menyikapi kondisi tersebut, Sidang MPL-PGI 2014 menyerukan agar gereja-gereja melakukan pertobatan ekologis dalam bentuk merawat dan melestarikan alam.

Demikianlah Pesan dan Seruan ini disampaikan kepada semua pihak sebagai wujud keprihatinan dan respons terhadap berbagai pergumulan dan realitas yang tengah dialami bangsa Indonesia saat ini. Tuhan yang maha baik itu kiranya memampukan kita untuk berbuat yang terbaik baik bagi bangsa Indonesia dan sesama.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*