JAKARTA,PGI.OR.ID-Sejumlah tokoh lintas agama yang berkumpul di Kantor Center for Dialogue and Cooperation among Civilizaton (CDCC), Jakarta, Senin (17/10), berpesan kepada semua pihak agar menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) dapat menahan diri dalam perkataan dan perbuatan yang dapat mendorong pertentangan dalam masyarakat majemuk, terutama menyinggung wilayah sensitif menyangkut keyakinan agama, ras, antar-golongan, dan suku.
Para tokoh lintas agama yang hadir pada kesempatan itu, Pdt. Gomar Gultom, MTh (PGI), KH. Din Syamsudin (IRC Indonesia), DR. Anwar Abbas (Sekjen MUI), MPU. Suhadi Senjaya (Ketua Walubi), Uung Sendana (Ketua MATAKIN), YR. Edi Purwanto. PR (KWI), dan Nyoman Udayana (PHDI).
Pesan juga disampaikan kepada pemerintah untuk segera hadir sesuai tanggungjawab dan kewenangan untuk mengatasi gejala pertentangan dalam kehidupan masyarakat, baik melalui pendekatan pencegahan maupun penanggulangan masalah.
Selain itu, dipesankan pula bahwa segala bentuk tindak kekerasan adalah tidak etis dan bertentangan dengan nilai-nilai agama dan kemanusiaan. Maka oleh karena itu, kepada segenap warga masyarakat untuk menghindari diri dari segala macam kekerasan, baik kekerasan fisik, kekerasan verbal, maupun kekerasan modal. Seluruh warga bangsa agar mencegah bangsa Indonesia menjadi negara kekerasan dalam berbagai penjelmaannya.
Para tokoh agama juga berpesan kepada segenap warga bangsa untuk mendorong proses demokrasi Indonesia berlangsung aman dan lancar secara jujur dan adil, dan senantiasa mengindahkan nilai-nilai moral dan etika keagamaan. Maka dipesankan kepada pemerintah dan penyelenggara pemilu untuk melaksanakan pemilu sesuai dengan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku secara konsisten dan konsekuen.
Sedangkan kepada seluruh umat berbagai agama di Tanah Air diajak untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa menurut keyakinan masing-masing agar bangsa Indonesia terhindar dari malapetaka perpecahan, dan agar memiliki kekuatan lahir dan batin dalam menghadapi tantangan dan ancaman baik yang datang dari luar maupun dalam negeri yang menginginkan perpecahan bangsa dan keruntuhan negara.