Pesan dan Ajakan Pengurus LAI Terkait Covid 19

JAKARTA,PGI.OR.ID-Hari-hari ini dialami oleh bangsa-bangsa di berbagai belahan bumi kita sebagai hari yang “jahat” (Ef. 5:16). Tanpa disangka-sangka, virus yang dikenal dengan Covid 19 menyerang tanpa ampun dan mengakibat kematian ribuan jiwa di seluruh dunia. Penyebarannya yang begitu cepat dan masif telah menimbulkan kepanikan dan mengguncangkan sendi-sendi kehidupan sehari-hari sehingga beberapa negara “mengunci” wilayahnya (lockdown) untuk memutus rantai penyebarannya.

Sampai saat ini belum ditemukan obat yang secara spesifik menyembuhkan orang-orang yang terjangkit virus ini, kendati beberapa jenis obat sudah direkomendasi di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Sebagai mitra gereja-gereja di tanah air untuk menghadirkan Alkitab bagi semua generasi dan dalam berbagai situasi, Pengurus Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) mengeluarkan pesan dan ajakan kepada karyawan dan mitra, pada Senin (23/3).

Dalam pesan dan ajakan yang ditandatangani oleh Ketua Umum Pdt. Dr. Ishak P. Lambe dan Sekretaris Umum  Dr. Sigit Triyono ini, disampaikan, pertama, wajar-wajar saja bila bencana kemanusiaan yang dipicu oleh serangan Covid 19 ini menimbulkan kecemasan dan ketakutan karena ancamannya yang sangat nyata terutama bagi mereka yang sudah lanjut usia dan mempunyai riwayat penyakit penyerta yang turut melemahkan sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini mengingatkan kita kepada firman Tuhan yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma bahwa segala makhluk, termasuk manusia, sama-sama merintih dan mengeluh menantikan saat ketika ciptaan akan dimerdekakan oleh kuasa Tuhan (Rm. 8:19-22).

Kedua, wabah virus ini teramat jelas mengingatkan kita akan betapa rapuh dan fananya hidup kita yang berada di bawah kuasa dosa dan maut (Rm. 6:23). Akan tetapi, sebagai umat Tuhan yang bersama seluruh ciptaan sedang mengalami sengat maut yang mengancam kehidupan, kita percaya kepada kuasa Kristus yang telah bangkit dan mengalahkan maut (1 Kor. 15:54-57). Keyakinan inilah yang menjadi sumber kekuatan dan pengharapan kepada kita untuk tidak menyerah kepada ancaman penyakit yang mematikan dan turut mendukung segala upaya untuk membatasi penyebarannya dan melakukan langkah-langkah preventif yang dianjurkan oleh badan-badan kesehatan yang tepercaya di dalam dan di luar negeri.

Ketiga, sebagai warga bangsa yang mendukung segala upaya untuk menghadirkan ketertiban dan kesejahteraan rakyat seluas-luasnya tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan, kita mendukung sepenuhnya upaya pemerintah untuk mengatasi wabah ini, termasuk anjuran untuk menunda berbagai kegiatan yang melibatkan banyak orang demi mencegah penyebaran Covid 19. Tidak dapat tidak, upaya bersama ini mengharuskan kita semua yang berada dalam lingkup pelayanan Lembaga Alkitab Indonesia untuk menemukan pola-pola kerja yang lebih aman baik bagi keluarga besar LAI dan para mitra, maupun bagi masyarakat luas. Itulah yang mendorong Pengurus LAI mewajibkan sebagian karyawan bekerja di rumah, atau di tempat-tempat lain dalam jumlah yang dibatasi dan dengan protokol pencegahan yang ketat.

Keempat, kita sama-sama merasakan kegundahan dan kekhawatiran yang membayangi hari-hari mendatang ini, karena tidak ada yang dapat memastikan kapan wabah ini akan berakhir. Namun, kita percaya bahwa Dia yang memanggil kita adalah setia (1 Tes. 5:24). Seperti para peziarah dahulu yang juga dihadang marabahaya dalam perjalanan spiritual mereka, marilah bersama-sama kita meyakini bahwa pertolongan kita adalah dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi (Mzm. 121:2). Pertolongan Tuhan tidak kita artikan sebagai fatalisme, sikap menyerah pada ketentuan Ilahi yang tak dapat diubah. Sebaliknya, kita yakin bahwa Ia turut bekerja dalam segala sesuatu, termasuk dalam segala upaya untuk menghadirkan kesejahteraan dan pemulihan bagi umat ciptaan-Nya. Karena itu, kita turut bersyukur bahwa ada tanda-tanda pengharapan yang tampak dalam perjuangan beberapa negara mengatasi wabah Covid 19. Dengan disiplin yang luar biasa ketat dan layanan medis yang memadai, sudah ada negara yang berhasil keluar dari wabah ini dan bahkan menyediakan bantuan bagi negara-negara lain yang sedang berjuang menghadapinya.

Kelima, dengan tetap mencermati situasi hari demi hari terkait wabah Covid 19, Pengurus Lembaga Alkitab Indonesia mengajak seluruh karyawan dan mitra untuk tetap fokus bekerja bagi Dia: “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kol. 4:3). Baik di kantor, di rumah, atau di tempat pelayanan lainnya, marilah kita menyatukan hati untuk melakukan yang terbaik bagi misi  untuk menghadirkan Kabar Baik Yesus Kristus bagi jemaat dan dunia. Kita percaya, dalam persekutuan dengan Dia Yang Bangkit, jerih payah kita tidak akan sia-sia (1 Kor. 15:58).

Keenam, dalam masa pra-Paskah ini, kita diingatkan untuk mengikut Kristus yang menempuh jalan sengsara (Via Dolorosa). Tuhan yang kita Imani bukanlah Tuhan yang kebal terhadap penderitaan. Dia turut merasakan kelemahan dan ketakutan kita sebagai manusia fana (Ibr. 4:15) dan telah melalui jalan penderitaan hingga titik nadirnya, kematian terhina di kayu salib (Flp. 2:8). Teladan yang diberikanNya menginspirasi kita untuk turut bersama seluruh elemen masyakarat kita, bahkan seluruh bangsa, untuk menghadapi saat-saat sulit yang dialami bersama-sama. Mari kita menyatukan hati terus berdoa bagi keluarga-keluarga yang sedang berduka kehilangan orang-orang yang dikasihi, para korban yang sedang terjangkit Covid 19, para dokter, perawat, paramedi lain dan juga bangsa kita yang sedang berjuang mengatasi wabah virus ini.

“Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” (Flp. 4:6-7).