JAKARTA,PGI.OR.ID-Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia (PERWAKU) mengajak gereja-gereja di Indonesia untuk bersama-sama peduli terhadap kerusakan lingkungan yang semakin hari semakin menjadi-jadi.
Ajakan tersebut disampaikan Hasrul Tayib, Ketua PERWAKU saat bertemu dengan MPH-PGI di Grha Oikoumene, Jakarta, Rabu (14/2).
“Kita bersama-sama mencoba menyelamatkan lingkungan yang semakin rusak, tanpa harus mengganggu pembangunan nasional. Karena persoalan ini semakin kompleks tidak hanya korporasi tetapi pemerintah ikut terlibat. Sebab itu isu lingkungan harus menjadi isu bersama, dan umat beragama punya peran yang sangat besar untuk menjaga bumi,” kata Hasrul.
Hasrul juga melihat, kearifan lokal terbukti mampu menjaga kelestarian lingkungan, dan hal ini harus ditegaskan kepada pemerintah, yang menurutnya telah salah dalam menetapkan konsep pembangunan. “Pembangunan seharusnya memperhatikan kesehatan, masyarakat, dan layak lingkungan,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang, Ketua Umum PGI, menyambut baik ajakan dari lembaga yang telah dibentuk sejak 2004 itu.
Ketua Umum PGI menjelaskan, persoalan lingkungan menjadi salah satu isu sentral PGI saat ini. Sebab itu, ada beberapa program yang dilakukan, diantaranya Gereja Sahabat Alam. Selain itu, melakukan advokasi terhadap persoalan lingkungan, seperti kasus Tulangbawang, Lampung, yang melibatkan lintas iman. Juga kegiatan Hari Doa seDunia (HDS) pada bulan Maret, yang juga menyoroti isu lingkungan, tidak hanya untuk orang dewasa tetapi juga anak-anak agar sejak dini ditanamkan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan.
Sebelumnya, MPH-PGI menayangkan video terkait kepedulian gereja-gereja terhadap persoalan lingkungan di Pandumaan, Sipituhuta, Sumatera Utara.
Perwakilan PERWAKU juga menyampaikan rencana akan menggelar Musyawarah Nasional yang akan dilaksanakan pada 22 April 2018 mendatang, di Jakarta.
Be the first to comment