NIAS,PGI.OR.ID-Menyikapi aksi kekerasan di Mako Brimob dan tindakan teroris di Surabaya yang melakukan pemboman di Gereja Katolik St Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia Diponegoro, Tegalsari, dan Gereja Pantekosta Pusat (GPPS) Arjuno, serta aksi bom di Rusunawa, Sidoarjo, dan Mapolrestabes Surabaya, Gereja-gereja di Kepulauan Nias belum lama ini mengeluarkan pernyataan keprihatinan.
Dalam pernyataannya, Gereja-Gereja di Kepulauan Nias menyatakan, pertama, menyampaikan rasa belangsungkawa atas tragedi kemanusiaan tersebut, seraya mendoakan keluarga yang berduka diberi kekuatan dan penghiburan oleh Tuhan.
Kedua, tindakan teroris yang melibatkan perempuan dan anak-anak adalah tindakan yang tidak manusiawi, menghancurkan Hak-Hak Asasi Manusia, tindakan terkutuk, serta tidak mencerminkan kasih terhadap sesama, dan tidak sesuai dengan ajaran agama di Indonesia.
Ketiga, mendukung sepenuhnya langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dan aparat keamanan (Kepolisian dan TNI), serta semua pihak terkait untuk mengusut dan membasmi tuntas segenap gerakan terorisme yang telah menjadi “ancaman bagi kemanusiaan, kebangsaan dan NKRI”. Negara tidak boleh kalah atas ancaman dari kelompok teroris yang hanya mendatangkan kehancuran dan kematian bagi umat manusia, bagi bangsa, dan Negara Republik Indonesia. Oleh karenanya diminta aparat keamanan di seluruh nusantara untuk memberikan jaminan keamanan kepada seluruh lapisan masyarakat.
Keempat, mendesak Dewan Perwakilan Rakyat agar segera mensahkan Revisi Undang-undang Terorisme agar ada landasan hukum bagi aparat keamanan bagi penindakan dan pencegahan seluruh aktivitas dan rencana terorisme di Indonesia. Apabila DPR tidak mensahkan Revisi Undang-undang Terorisme tersebut pada Mei 2018, kami mendesak dan mendukung sepenuhnya Presiden Joko Widodo untuk menerbitkan Perppu tentang upaya pencegahan, penanggulangan, dan penindakan terorisme, agar tidak lagi mendapat tempat di bumi Indonesia.
Kelima, umat Kristiani di Kepulauan Nias berjuang untuk terus menciptakan kedamaian, kesatuan, dan persaudaraan sejati, serta tidak mau diadu domba oleh kelompok radikalisme-ekstrimisme dan para terorisme, yang menggunakan modus SARA, serta menentang keras para pendukung atau dalang terorisme termasuk dari kalangan elit politik yang sering memberikan pernyataan-pernyataan di media yang terkesan mendukung dan memberi ruang tumbuh suburnya terorisme di bumi Indonesia.
Keenam, meminta kepada aparat kepolisian di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Kepolisian resort Nias dan Nias Selatan; serta pemerintah daerah di 4 kabupaten + kota di Kepulauan Nias, agar bekerja keras dan bekerjasama dalam mengantisipasi gerakan kaum terorisme serta membasminya dengan tegas dan cepat. Sehubungan dengan itu, kami memohon agar dilaksanakan razia kependudukan di Kepulauan Nias, menerapkan wajib lapor bagi para pendatang, dan menjaga masuknya kelompok terorisme melalui pelabuhan (laut dan udara).
Ketujuh, kepada seluruh amsyrakat di kepulauan Nias, diharapkan tetap tenang, tidak perlu takut, tekun dalam doa, meningkatkan kepekaan terhadap situasi yang mencurigakan dan menginforamsikannya kepada pihak terkait, dan hendaknya kita bergandengan tangan dengan seluruh elemen masyrakat menciptakan kerukunan, keharmonisan, dan kedamaian di Tano Niha dan bumi Indonesia.
Kedelapan, memohon kepada para pemimpin umat (pendeta, ulama, tokoh agama/masyrakat dan pemerintah) agar menghentikan ceramah-ceramah, kotbah/dakwah yang menghina agama lain, yang mengkafirkan orang lain du luar agamnya amTau yangmelakukan t9ndakan-tindakan adu domba serta aktifitas yang memicu konflik antar agama dan antar umat beragama.
Pernyataan sikap tersebut ditandantangi oleh Ephorus BNKP Pdt. Tuhoni Telaumbanua, Ph.D, Sekretaris PGLII Pdt. Yuliyanus Gulo, STh, Bishop Gereja AMIN Pdt. Od. Larosa, MDiv, PGPI Pdt. Jonathan Laoli, MTh, Katolik/Perwk. Dekanus Nias Pastor Samuel Gulo, Ephorus AFY Pdt. Drs. Sozi Lombu, MPd, Ephorus GNKPI Pdt. Paat Zebua, MTh, ONKP Kota Gunungsitoli Pdt. Yupiter La’ia, STh, HKBP Resort Nias Pdt. Lendu Samosir, STh, Ketua BKAG Kota Gunungsitoli Pdt. Dorkas orienti Daeli, MTh, dan Ketua IV GPDI Pdt. Fa’ano Mendrofa, STh.
Be the first to comment