Altmann mempresentasikan laporannya pada 30 Oktober di sidang DGD, saat ini sedang berlangsung di Busan, Republik Korea. Persidangan telah menghimpun lebih dari 3.000 peserta dari seluruh dunia, mengusung tema “Allah kehidupan, pimpin kami pada keadilan dan perdamaian”.
Altmann mengatakan Persidangan DGD terakhir di Brasil, 2006, yang diselenggarakan di tengah Dekade Tindak Kekerasan, menghasilkan sejumlah inisiatif dari gereja-gereja anggota DGD. Sebuah proses yang memuncak dengan Convocation Perdamaian Ekumenis Internasional di Jamaika, 2011, Altmann mengatakan, telah lahir sebuah “panggilan untuk perdamaian dengan keadilan” yang merupakan “nilai besar” dalam “dunia yang terganggu oleh kekerasan dan perang”.
Altmann menyebutkan beberapa inisiatif DGD menangani isu-isu yang timbul dari “perubahan dalam lanskap keagamaan global.” Dia menyebutkan dokumen DGD seperti Pernyataan Persatuan, Gereja: Menuju Visi Bersama, dan Bersama-sama menuju kehidupan: Misi dan penginjilan dalam mengubah ladang misi, sebagai contoh sumber daya untuk membantu dalam mendampingi gereja-gereja dalam respons mereka terhadap tantangan saat ini.
Dia menambahkan bahwa cara lain di mana DGD telah berusaha untuk mengatasi peluang kontemporer adalah melalui “perluasan ruang untuk pertemuan, pertukaran, dan dialog spiritual”.
Altmann juga merefleksikan pada pentingnya sidang DGD terjadi di Asia. Dia mengatakan bahwa ini adalah kedua kalinya ketika Persidangan DGD berlangsung di Asia, di mana keluarga Kristen adalah minoritas yang hidup dan berdampingan dengan penganut kepercayaan atau agama lain.
Dari konteks langsung persidangan, Almann mengatakan, “Kami ingin menempatkan diri kami di sisi orang-orang Korea di Selatan dan Utara”.
“Kami mengangkat tangan dan hati kami kepada Allah dalam doa syafaat untuk reunifikasi, untuk perdamaian dengan keadilan yang membangun dan mempertahankan hak individu dan masyarakat,” tambah Altmann.
Dia juga menyebutkan sebuah pertemuan DGD di Suriah baru-baru ini, yang mengumpulkan para pemimpin gereja dari Amerika Serikat, Rusia dan Eropa, dengan mantan sekjen PBB Kofi Anan dan Uni Emirat Arab bersama perwakilan Lakhdar Brahimi. Ini adalah upaya peningkatan pertemuan untuk mencegah intervensi militer, yang akan memiliki konsekuensi negatif untuk seluruh wilayah, jelasnya.
Altmann mengundang peserta dari persidangan untuk “berjalan dalam keyakinan” sementara mereka berjalan bersama menuju keadilan dan perdamaian.
Sumber: http://wcc2013.info/en/news-media/all-news/peace-with-justice-is-central-to-wcc2019s-work
Diterjemahkan oleh: Boy Tonggor Siahaan (Staf Biro LitKom PGI)
Be the first to comment