MOWEWE,PGI.OR.ID-Perayaan Jubileum 100 Tahun Injil masuk Sulawesi Tenggara berlangsung di Mowewe Kabupaten Sulawesi Tenggara, Sabtu (13/2). Selain jemaat dan pimpinan Sinode Gepsultra, Menang RI Lukman Hakim Saifuddin, serta Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang juga hadir pada acara ini.
Dalam sambutannya, Pdt. Henriette Hutabarat-Lebang menyampaikan selamat merayakan Jubileum 100 Tahun Injil Masuk Sulawesi Tenggara kepada jemaat serta pimpinan Gepsultra. Menurutnya, perayaan ini sebagai momen perenungan, mensyukuri rahmat Allah, tetapi sekaligus mengajak kita, khususnya warga Gepsultra, untuk merayakan karya pembebasan Allah (tahun Yobel) terutama dari sikap hidup yang tidak benar di mata Allah.
“Firman Tuhan dalam Roma 12:1-2 mengingatkan kita untuk terus-menerus membarui akal budi dan hati kita agar tidak terjebak dalam gaya hidup konsumtif dan materialistis serta mengalahkan kuasa yang acap membuat orang lain tersisihkan atau dipinggirkan, bahkan menderita. Ajakan Firman Tuhan bagi pembaruan hidup adalah landasan spiritualitas kita untuk menyambut positif himbauan Presiden Jokowi untuk mengadakan revolusi mental demi tercapainya keadilan, perdamaian, dan kebenaran yang mensejahterakan segenap bangsa Indonesia, serta seantero bumi pertiwi yang kita cintai,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Sinode Gepsultra Pdt. Adrie O. Massie mengajak seluruh jemaat serta pimpinan Gepsultra untuk menjadikan peringatan Jubileum 100 tahun Injil masuk jazirah Sulawesi Tenggara sebagai hari rahmat Allah bagi kita dalam meneruskan misi dan panggilannya di Sulawesi Tenggara untuk menghadirkan Syalom Allah (Damai Sejahtera Allah) di bumi Sulawesi Tenggara.
Sekilas Sejarah Injil Masuk Sulawesi Tenggara
Injil masuk di wilayah Sulawesi Tenggara pada tahun 1961 dipelopori oleh seorang berkebangsaan Belanda yakni DS. Hendrik Van der Klift. Awalnya, kedatangan Van der Klift di Kolaka adalah untuk kegiatan pelayanan yang ditujukan kepada orang-orang Kristen yang bekerja sebagai pegawai sipil dan tentara Hindia-Belanda.
Tetapi di sisi lain, Van der Klift juga merupakan tenaga misionaris pertama yang datang ke Sulawesi Tenggara dalam menjalankan misi kekristenan. Dalam Misinya, DS Hendrik Van der Klift pertama kali datang ke Kolaka lalu menuju ke daerah Lembah Mowewe.
Dalam perjalanannya, misionaris Belanda ini menjumpai masyarakat yang masih dalam kondisi terbelenggu oleh kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan. Tetapi yang terutama adalah bahwa masyarakat yang dijumpai nya masih merupakan masyarakat yang menyembah kepada berhala atau dewa-dewa yang oleh masyarakat setempat disebut Sangia.
Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan jemaat Gepsultra semakin bertambah. Saat ini kurang lebih 30.000 jiwa berada di dalam tujuh klasis dan terhimpun didalam 98 jemaat, 37 bakal jemaat, dan 1 pos pelayanan.
Editor: Jeirry Sumampow