Perayaan HUT ke 67 Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI)

MPH-PGI meniup lilin

JAKARTA,PGI.OR.ID-Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), merayakan HUTnya yang ke 67 di Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Jemaat Khusus Rawamangun, Jalan Belanak VI No. 28 B, Jakarta Timur, Minggu (21/5), usai ibadah. Pada kesempatan itu, juga dilaksanakan lounching Kidung Keesaan.

Perayaan HUT ke 67 PGI ditandai dengan pemotongan kue oleh Ketum PGI Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang, yang didampingi oleh seluruh MPH PGI. Potongan kue tersebut diserahkan kepada mantan MPH-PGI yang hadir seperti Pdt. Dr. SAE. Nababan, Pdt. I.P. Lambe, Pdt. Dr. Richard Daulay, dan Pendeta Jemaat GKPI Rawamangun.

IMG_1519Dalam sambutannya, Ketua Umum PGI mengungkapkan bahwa, 67 tahun lalu gereja-gereja di Indonesia yang datang dari berbagai latarbelakang tradisi, berkomitmen untuk lebih mewujudnyatakan kesatuannya sebagai Tubuh Kristus.

“Mereka memuarakan sejarahnya yang terpisah-pisah, ke dalam sejarah bersama gereja-gereja di Indonesia demi kesaksian dan kehidupan kita bersama di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang majemuk ini. Dan hingga saat ini, Tuhan masih memberikan kesempatan bagi kita untuk lebih mewujudkan keinginan itu,” tegasnya.

Lebih jauh pendeta yang akrab disapa Pdt. Ery ini mengatakan, disadari acap kali perjanana gereja-gereja di Indonesia mengalami goncangan, stagnasi, pergumulan-pergumulan yang berat, dan kesaksian kita tidak terlalu mencerminkan hal-hal yang diharapkan oleh Tuhan, selaku  Kepala Gereja. Sebab itu usaha pembaruan gereja yang terus-menerus, sangatlah dibutuhkan agar kita dapat keluar dari primordialisme, dan ikatan-iktan yang sebenarnya seringkali mengarahkan kita ke arah yang keliru.

Sekum PGI Pdt. Gomar Gultom saat membacakan Pesan Bulan Oikoumene 2017
Sekum PGI Pdt. Gomar Gultom saat membacakan Pesan Bulan Oikoumene 2017

“Mari kita bersama-sama mewujudkan kesatuan, melampaui perbedaan-perbedaan yang ada di antara kita, entah itu perbedaan tradisi, suku, bahasa, pilihan politik, cara berpikir dan sebagainya. Tugas ini sangat penting bagi kita gereja-gereja di Indonesia, terutama saat ini ketika ada kecenderungan bahwa bangsa kita mengalami ancaman terhadap kemajemukan. Gereja-gereja harus memiliki komitmen untuk merawat kesatuan dan persatuan dalam bingkai NKRI, dan dasar negara Pancasila, serta keyakinan tentang perlunya Bhinneka Tunggal Ika,” jelas Pdt. Ery.

Terkait peluncuran Kidung Keesaan, dia mengatakan, hal ini memperlihatkan bahwa kita bergerak maju bersama-sama, dalam rangka memelihara warisan-warisan lagu yang sudah kita terima dari masa ke masa, yang mengalami berbagai upaya kontekstualisasi sesuai dengan konteks kita di Indonesia.

Prosesi lounching Kidung Keesaan
Prosesi lounching Kidung Keesaan

Satu hal yang menggembirakan, lanjut Pdt. Ery, munculnya komponis-komponis baru di Indonesia yang menggali kebudayaan Indonesia, dan menuangkanya di dalam lagu-lagu pujian yang akan terus digunakan oleh gereja-gereja di Indonesia.

Selain MPH-PGI, staf dan karyawan, perayaan HUT ke 67 PGI juga dihadiri oleh jemaat GKPI Rawamangun, mitra, pensiunan PGI, serta undangan.