Perayaan HUT Ke-57 dan Peresmian Pastori GPIBT Jemaat Bukit Zaitun Tolitoli

Pastori GPIBT Jemaat Bukit Zaitun Tolitoli yang baru diresmikan

TOLITOLI,PGI.OR.ID-GPIBT Jemaat Bukit Zaitun, Kelurahan Sidoarjo, Tolitoli pada Sabtu (11/2)merayakan HUT ke-57 dalam sebuah Ibadah Syukur yang dirangkaikan dengan peresmian Pastori (rumah tinggal Pendeta) dipimpin Ketua Sinode GPIBT, Pdt. Cornelius Agustinus Montol, S.Th diawali dengan pengguntingan pita dan pembukaan papan nama Pastori.

Dalam khotbah yang didasarkan pada Kitab Injil Lukas 2:33-35, Pdt. Montol antara lain menyatakan sebuah realita bahwa Gereja menghadapi krisis adalah dimana Gereja berhadapan dengan bahaya yang dapat mengancam keberadaannya sebagai Gereja, juga berhadapan dengan peluang dimana Gereja dapat mengubah kehidupan setiap orang untuk menjadi lebih berarti dan bermakna. Gereja menghadapi krisis adalah bahwa Gereja berhadapan dengan perubahan pola pikir, sikap dan tindak orang-orang tertentu di dalam jemaat yang membahayakan dan mengancam keutuhan jemaat dan menghambat kemajuan pelayanan jemaat. Karena orientasi mereka cenderung untuk mencari kepentingan, popularitas, kemuliaan dan keuntungan diri atau kelompok sendiri.

Lebih jauh mantan Sekretaris Sinode yang baru terpilih ke-dua kalinya sebagai Ketua Sinode ini dengan tegas menyatakan, dalam menghadapi krisis Gereja didorong untuk membaharui diri (Roma 12:2) sehingga Gereja dapat mengubah kehidupan dan keadaan sekitarnya menjadi lebih berarti dan bermakna bagi keutuhan dan kemajuan pelayanan jemaat. Lebih tegas dikatakan, “krisis bukanlah alasan anggota jemaat untuk keluar dan memisahkan diri dari persekutuan jemaat. Sebab keluar dari persekutuan akan menghilangkan kesaksian kita bagi dunia, dan pelayanan yang menjangkau bagi orang lain akan terbaikan”.

Terkait dengan pembangunan rumah Ibadah GPIBT Jemaat Bukit Zaitun yang baru dimulai, Pdt. Montol menutup khotbahnya dengan pesan profetis, bahwa ucapan syukur HUT dan tanggung jawab membangun haruslah mengarahkan segenap warga kepada 4 (empat) hal dalam “hidup menggereja” yaitu, 1) didirikan di atas dasar yang sesungguhnya yakni Kristus, Sang Kepala Gereja; 2) memiliki motivasi dan sasaran yang jelas yakni melayani dengan cara yang lebih bermakna dan membagi kehidupan; 3) konsisten mempertahankan hakekat gereja yaitu Esa, Kudus, Am dan Rasuli; 4) harus terarah pada tujuan gereja yakni hadirnya dan berlakunya Kerajaan Allah di muka bumi, di setiap tempat kehadiran, kerja, usaha dan berkaryanya orang percaya.

Perayaan dan Ibadah Syukur ini juga dihadiri mantan Ketua Sinode GPIBT, Pdt. (Em.) A.J. Diamanti, S.Th; mantan Sekretaris Sinode Pdt. (Em.) Manuel Gaelagoy, Sm.Th, para tamu undangan dan segenap warga jemaat. Perayaan ini diakhiri dengan penguangan bahan natura yang hasilnya untuk kelanjutan pembangunan Gedung Gereja baru, dan ditutup dengan acara khusus untuk merajut kebersamaan dengan aneka kesenian rakyat diantaranya “masamper, pato-pato dan dero”. (JNT)