JAKARTA,PGI.OR.ID-Sejumlah gereja di Indonesia pada hari Minggu (6/3) menggelar perayaan Hari Doa Sedunia (HDS) 2016. Seperti yang dilakukan oleh jemaat Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Centrum Manado, dan jemaat Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Tangerang.
Perayaan HDS 2016 di GMIM Sentrum Manado dilaksanakan sebanyak tiga kali, yaitu subuh, siang, dan malam. Pada perayaan subuh diikuti 250 orang, siang 510 orang, dan malam 600 orang. Ketua Wilayah GMIM Manado-Sentrum Pdt.Iwan Runtunuwu memimpin perayaan siang, dan Pdt. Deisy Lewan saat perayaan subuh, sedangkan malam dipimpin Pdt.Robby Matindas. Renungan/role play semuanya mengacu dari Buku HDS 2016.
Sementara di BNKP Tangerang, dilaksanakan pada pagi hari, dan diikuti sekitar 320 orang. Menurut Pdt.Eka Telaumbanua, seluruh pernak-pernik perayaan HDS 2016 seperti kostum dan dekor ruangan semuanya bernuansa Kuba. Refleksi tentang tema “Menyambut anak, menyambut Aku” disampaikan oleh Praeses BNKP wilayah 45, sementara liturgos, Ketua Komisi Perempuan Jemaat.
Di Jakarta, perayaan HDS 2016 dilaksanakan di Gereja Kristen Pasundan (GKP) Jemaat Rehobot, Jatinegara, Jakarta Timur, pada hari Senin (7/3), bersama gereja-gereja lain. Hadir pula dari komisi perempuan gereja anggota PGIW DKI, BKS, WKK, DPD PWKI dan perwakilan dari komisi perempuan PGIW Banten adalah Komisi perempuan GBKP (Moria), MPH PGI W dan Kabiro Perempuan dan Anak PGI.
Perayaan HDS 2016 dilaksanakan bersama-sama saudara-saudara kita di Negara Kuba, penyusun buku Hari Doa Sedunia 2016. Jemaat menyatu dalam doa yang dituntun oleh tema “Receive Children, Receive Me” (Markus 9:37). Kita diajak untuk turut sepergumulan dengan gereja dan penduduk Kuba seputar pemboikotan ekonomi yang telah mempengaruhi kehidupan masyarakat, kekurangan bahan baku untuk industri, obat-obatan, dan sebagainya.
Disamping itu, kemampuan perempuan masih belum sepenuhnya diakui untuk posisi kunci dalam sektor perekonomian, politik dan agama. Tema HDS 2016 “Menyambut anak, menyambut Aku” mengajak kita untuk menempatkan mereka yang rentan dan terpinggirkan kepada sebuah status kehormatan, tanpa memandang status ekonomi, fisik atau psikologis mereka.
Penyambutan atau penerimaan tersebut dimaksudkan tidak hanya ide-ide yang benar tentang anak-anak atau juga kelompok orang yang tidak memiliki power dalam masyarakat, tetapi juga memperbaiki prilaku seseorang atau suatu komunitas tentang bagaimana menerima orang lain. Tema ini menawarkan model komunitas yang mengarah pada pembaharuan dan rekonsiliasi, dan dalam komunitas seperti ini, mereka yang “tidak diperhitungkan” dapat mengambil bagian secara aktif didalamnya.
Pembaharuan dan rekonsiliasi adalah tanda-tanda kehendak Allah. TeladanNYA ini mengingatkan gereja yang adalah sebuah komunitas yang sedang bersaksi akan tanda-tanda kehendak Allah itu, secara khusus dalam moment Hari Doa Sedunia yang sementara dirayakan pada minggu pertama Maret.
HDS biasanya dilakukan pada jumat pertama di bulan Maret, sekalipun sebagian besar gereja- gereja di Indonesia melaksanakannya pada hari minggu atau menyesuaikan dengan kegiatan jemaat disepanjang minggu pertama.
Editor: Jeirry Sumampow