KUPANG,PGI.OR.ID-Perayaan 70 tahun GMIT dan 500 Tahun Reformasi harus berdampak. Jangan hanya selebrasi atau ceremony dan selesai. Tetapi apa dampak dari kegiatan kita dan kami mengarahkan dampaknya pada pembenahan sekolah-sekolah GMIT.
Demikian pernyataan Ketua Majelis Sinode (MS) GMIT Pdt. Dr. Mery Kolimon, pada konferensi pers di kantor MS GMIT, Rabu (18/10). Menurut Pdt. Mery, agenda besar yang mesti menjadi perhatian GMIT saat ini adalah membenahi 594 sekolah milik GMIT yang sebagian dalam kondisi memprihatinkan.
“Secara khusus moment 70 tahun GMIT, kami melihat bahwa ada satu agenda besar yang mestinya menjadi perhatian jemaat-jemaat bahwa ketika kekristenan dibawa ke daerah-daerah kita, bahkan sebelum GMIT berdiri, kekristenan datang bersama pendidikan. Bahkan pendidikan menjadi pintu masuk bagi Gereja. Di banyak tempat sebelum Gereja berdiri, lebih duhulu berdiri sekolah. Sebelum ada pendeta, yang datang dahulu adalah guru. Oleh karena itu, moment 70 tahun kami ingin mengklaim kembali relasi yang mestinya sehat antara Gereja dan sekolah sehingga kami mendedikasikan perayaan HUT GMIT ke-70 ini kepada isu pendidikan khususnya pembenahaan sekolah-sekolah GMIT yang jumlahnya hampir 600 buah,” jelasnya.
Untuk tujuan tersebut sejak bulan Agustus lalu, MS GMIT telah mengupayakan berbagai langkah penyelamatan, antara lain: mengirim liturgi dan bahan khotbah kepada seluruh jemaat GMIT, membangun komunikasi dan kerjasama dengan mitra-mitra baik pemerintah maupun swasta. Tidak cukup di situ, melalui panitia perayaan 70 tahun GMIT, juga diselenggarakan malam penggalangan dana bertema, “Mama GMIT Panggil Pulang Peduli Pendidikan” di Jakarta pada Jumat (20/10).
Kegiatan yang sama juga akan diselenggarakan di jemaat GMIT Kisbaki-Kupang (30/10) mendatang. Seluruh dana yang terkumpul akan digunakan untuk pembenahan sekolah-sekolah.
Menurut Ketua MS-GMIT, perayaan 70 tahun GMIT yang juga bertepatan dengan bulan keluarga, berlangsung sepanjang bulan Oktober. Tiga minggu pertama, kegiatan dilaksanakan di jemaat-jemaat dan klasis-klasis sedangkan minggu keempat difokuskan di jemaat Syalom- airnona, Kupang. Pemilihan jemaat GMIT Syalom sebagai tuan dan nyonya mengingat sejarah berdirinya GMIT sebagai gereja mandiri diputuskan di jemaat ini, 70 tahun silam.
Selain fokus pada upaya pembenahan sekolah-sekolah GMIT, Winston Rondo, Ketua Panitia Pelaksana Perayaan 70 tahun GMIT dan 500 Tahun Reformasi menjelaskan sejumlah kegiatan yang juga digelar antara lain: ekspo dan pameran, lomba mewarnai dan menggambar tokoh reformator dan tokoh GMIT, lomba esai reformasi, seminar, bedah buku, bhakti sosial, peresmian prasasti, penganugerahan teladan kesetiaan pelayanan GMIT dan Kebaktian syukur yang diperkirakan akan dihadiri 3-5 ribu warga GMIT dan undangan.
Winston juga memastikan dua orang Menteri akan hadir dalam perayaan ini, yakni Menteri ESDM, Ignasius Jonan dan Mentri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sanjojo. (sinodegmit.or.id)
Be the first to comment