BANTEN,PGI.OR.ID-Perhelatan Konas VIII POUK 2019 ditutup dengan Ibadah Penutupan dan Perjamuan Kudus yang dilangsungkan pada Sabtu (15/6), di Hotel Olive, Tangerang, Banten.
Pelayan firman, Pdt. Bob Leimena, dalam kotbahnya menegaskan banyak isu yang telah dibahas tentang permasalahan sosial, kemiskinan, kerusakan lingkungan, ketidakadilan, pendidikan, dan radikalisme.
“Yang paling utama bukan hanya hal ini ada untuk sekadar didiskusikan pada lingkup konsultasi, namun yang paling utama adalah pengimplementasian pada isu-isu tersebut khususnya di tingkat POUK sebagai aras lokal. Dalam arak-arakan oikoumenis POUK pada tingkat lokal harus dapat menjadi penggerak untuk menumbuhkan spirit tersebut di tengah-tengah kehidupan bergereja,” jelasnya.
Sementara itu, saat penutupan, Sekretaris Umum PGI Pdt. Gomar Gultom menegaskan, keragaman yang ada dalam POUK, seharusnya dapat menjadi kelenturan bagi Gereja untuk menjawab panggilan Allah ditengah-tengah masyarakat. POUK harus dapat menjawab kebutuhan zaman dengan adanya tantangan di era digital, krisis ekologi, krisis kebangsaan, krisis keesaan, dan dunia pendidikan.
“Perubahan tidak dapat dihindari, tetapi sebagai Gereja POUK berada dalam perubahan tersebut dan bertransformasi di dalam perubahan untuk menjawab panggilan tersebut. Kemajuan teknologi yang semakin tak terbendung harus dapat membuat POUK menjadi gereja yang tidak ditinggalkan oleh Generasi Muda, tetapi mempersiapkan mereka untuk menerima tongkat estafet atas panggilan Allah,” tandasnya.
Dalam Konas di Banten ini, untuk pertama kalinya Gereja POUK seIndonesia menerbitkan sebuah buku Bunga Rampai yang berjudul “POUK DI INDONESIA–Bunga Rampai Kehadiran POUK dalam Gerakan Oikoumene” untuk menunjukkan eksistensi POUK sebagai Gereja di Indonesia dalam menjawab panggilan Allah tersebut.
Buku ini menjadi corong bagi POUK untuk menyuarakan apa yang telah mereka kerjakan sebagai Gereja dalam meresponi panggilan Tuhan. Selain itu, buku ini diharapkan dapat menjadi pegangan dokumen yang akan ditinggalkan bagi Tunas-Tunas Gereja untuk terus menyuarakan spirit oikoumenis dan senantiasa berjalan bersama dalam arak-arakan ekumenis. Kiranya spirit ini tilak pernah padam dan semakin berkobar terus di Indonesia.
Dengan mengusung Tema “Allah Mengangkat Kita Dari Samudera Raya” yang terambil dari Mazmur 71:20b, kiranya menjadi motivasi bagi POUK untuk terus bergerak secara dinamis di tengah-tengah masyarakat. Gereja terpanggil untuk melaksanakan tugas pembebasan untuk berjuang bagi bangsa Indonesia. Jangan tunggu lama-lama, sekaranglah waktunya untuk puji Tuhan lirik yang dinyanyikan oleh Naviri Choir dalam Ibadah Penutupan tersebut menunjukkan ke Indonesiaan POUK yang beragam untuk terus memuji Tuhan dalam perbuatan.
Pewarta: Pdt.Fitri Chairani Lubis
Editor: Markus Saragih
Be the first to comment