PGI dan Mitra Bekerjasama dalam Pengadaan Sarana Air Bersih Layak Minum dan Dapur Gizi Bagi Masyarakat Asmat

Dr. Alphinus Kambodji saat menyerahkan bantuan Alat Penjernih Air Layak Minum kepada Kepala SD Inpres Atsj dan Kepada SD YPPK Atsj berasal dari PGI dan mitranya.

PAPUA,PGI.OR.ID-Faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang atau komunitas, diantaranya adalah ketersediaan air bersih dan air minum. Di Distrik Atsj dan umumnya Kabupaten Asmat, Papua ketersediaan air bersih dan air minum sangat tergantung pada air hujan. Air sungai tidak layak minum karena kotor, demikian pula air sumur berwarna seperti teh.

Upaya pengadaan Sarana Air Bersih Layak Minum, telah dilaksanakan melalui pemberian bantuan PGI dan mitranya berupa Alat Penyaring Air yang langsung dapat diminum, merk “LifeStraw Community” (merk dagang). Secara khusus, pada 16 Juni 2018 telah diserahkan 1 (satu) unit Alat Penyaring Air kepada SD Inpres Atsj, dan kepada SD YPPK Atsj, serta kepada Sekolah SMP Negeri Atsj. Penempatan alat ini di Sekolah bertujuan untuk menjamin ketersediaan air minum bersih dan sehat bagi kaum muda, dengan pertimbangan agar pemanfaatannya lebih terarah dibanding bila ditempatkan di Kampung. Masih dibutuhkan sekitar 10 buah alat penyaring air untuk Sekolah di 10 kampung.

Selain itu, sejak Juni 2018 dilakukan upaya mempersiapkan penerapan Dapur Gizi Masyarakat (PURZIMA) di Kampung Atsj, Yasiuw & Bakasei, berupa kegiatan bersama Ibu-ibu Balita untuk memasak, dimana masing-masing membawa bahan makanan mentah tertentu: sayur, ikan, daging, telur, ketela, pisang, dll dari rumah atau kebun milik sendiri atau dari sekitar mereka (bukan dibeli). Pendampingan pada beberapa keluarga (Kelompok Keluarga) mempersiapkan kebun sayur-mayur.

Salah satu contoh diberikan Bapak Yuven (Mantri Puskesmas) yang mengolah Kebun Sayur secara mandiri dan hasilnya sangat baik untuk dijualnya sampai ke Agats (Ibukota Kabupaten) untuk mendukung ekonomi keluarga. Ia memberi kesempatan pada keluarga lain untuk ikut serta bekerja di kebunnya sekalian memperoleh pengalaman bagaimana mengolah lahan dan kemudian memulai di halaman rumah masing-masing.

Upaya lain yang telah dilakukan adalah diskusi terarah dengan Ibu-ibu di Kampung Atsj, Yasiuw dan Bakasei untuk mempersiapkan kelompok PUSZIMA yang akan menerapkan metode ‘Positive Deviance’ (‘Penyimpangan Positive’). Dimulai dengan mengidentifikasi sumber bahan makanan, perilaku keluarga dalam mencegah gizi kurang/buruk pada anak mereka, pola asuh anak, higiene dan sanitasi serta PHBS pada keluarga.

Direncanakan pada 10 September 2018 akan mulai penerapan program intervensi setelah turunnya dana dari PGI untuk menunjang pelaksanaannya. Bentuk program intervensinya, para ibu Balita dapat memahami sumber makanan sehat, memasak bersama dan mampu menyediakan makanan bergizi dan sehat bagi anak dan keluarganya. Diharapkan perilaku ini akan menjadi kebiasaan baru sehari-hari (makan makanan sehat dengan teratur dan minum air masak) di rumah.

Melalui PURZIMA, para ibu akan belajar bersama hal-hal terkait kesehatan atau perilaku positif sebagai faktor pendorong mengatasi masalah gizi dan permasalahan kesehatan dengan solusi yang sebenarnya sudah dipraktekkan oleh orang-orang tertentu diantara mereka.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*