KABANJAHE, PGI.OR.ID – Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak yang akan berlangsung pada 9 Desember 2015, Moderamen Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) menggelar pendidikan politik di PPWG GBKP Zentrum Kabanjahe, Sumatera Utara, Senin (14/9).
Acara dibuka dengan kebaktian yang dibawakan oleh Ketua Umum Moderamen GBKP Pdt. Agustinus P Purba, S.Th, MA. Dalam khotbah singkatnya yang diambil dari kitab Pilipi 1:3-8, mengingatkan peserta agar ditengah-ditengah dinamika demokrasi menjelang Pemilihan Kepala Daerah tetap di jalan Tuhan, dan tidak tergoda seperti yang dilakukan oleh Paulus yang ditengah-tengah godaan dan cobaan tetap berjalan dalam jalan Tuhan dan tetap menjalankan tugasnya dalam memberitakan injil.
Lebih lanjut Pdt. Agustinus mengatakan: “GBKP tidak berpolitik praktis dengan menunjuk salah satu nama calon karena akan menimbulkan perpecahan dalam jemaat yang hidup ditengah-tengah perbedaan pendapat dan pilihan. “Saya tegaskan bahwa GBKP tidak berpolitik secara praktis dengan menunjuk nama tertentu sebagai calon yang didukung karena apabila melakukan hal tersebut dapat berpotensi menimbulkan perpecahan ditengah-tengah jemaat yang hidup dengan perbedaan pendapat dan pilihan, namun kita tetap terbuka apabila ada calon yang datang ke kantor Moderamen GBKP untuk didoakan.”
Gemar Tarigan sebagai anggota KPUD Karo dalam acara tersebut menjelaskan tentang tahapan-tahapan yang akan dijalani oleh semua calon kepala daerah mulai dari awal sampai pada saat pemilihan. Dia juga mengatakan bahwa 80% dari masyarakat karo belum menentukan pilihan kepada salah satu calon karena berbagai hal, hal ini dapat dimanfaatkan oleh gereja dalam hal ini GBKP untuk memberikan pendidikan politik sehingga mereka dapat menentukan pilihan yang terbaik. “Menurut pendapat saya, pada saat ini masih 20 % masyarakat karo yang sudah menentukan pilihan, 80% lagi masih “mengambang”, hal ini dapat dimanfaatkan oleh GBKP untuk memberikan pendidikan politik sehingga nantinya akan terpilih pemimpin yang terbaik” jelas Gemar.
Divisi Teknis KPU Sumatera Utara Benget Silitonga dalam presentasinya terlebih dahulu menjelaskan tentang hal-hal teknis tentang pemilihan kepada daerah seperti tentang dasar hukum dari pemilukada, hal-hal yang berubah dari pemilukada sebelumnya dan lain sebaginya. Dalam kaitannya dengan gereja Benget Silitonga mengajak agar peserta yang hadir yang merupakan Badan Pekerja Majelis Klasis GBKP se Sumatera Utara dan Kategorial GBKP agar ikut mengawasi proses pemilihan kepala daerah dan melaporkan ke panitia pengawas pemilu apabila ditemukan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu calon.
Dia juga mengatakan GBKP harus membuat suatu konsep yang akan diberitahukan kepada semua jemaat tentang kriteria-kriteria calon kepala daerah, dan sudah saatnya gereja berani mendukung hal-hal yang baik dari kepada kepala daerah dan memberikan kritik apabila ada hal-hal yang tidak sesuai.
Sekretaris Umum Moderamen GBKP Pdt. Rehpelita Ginting, S.Th, M.Min sebagai moderator diskusi, berharap beberapa output dari diskusi, antara lain klasis-klasis dan kategorial satu suara yaitu menolak politik praktis, akan menghasilkan masukan-masukan sebagai rekomendasi dalam pembuatan surat penggembalaan kepada jemaat terkait pemilihan kepala daerah, dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk pendidikan politik bagi jemaat dalam menyikapi pemilihan kepala daerah.
Dia juga kembali menegaskan bahwa sikap GBKP dan Moderamen GBKP sudah jelas tidak berpolitik praktis dan tidak mendukung salah satu nama calon dan GBKP berkomitmen untuk menciptakan dan mensukseskan demokrasi yang berkualitas dan pilkada yang berkualitas. (gbkp.or.id/Era Purnama/Humas Moderamen)
Editor: Markus Saragih