Pemimpin PGI Mendatang Harus Mengerti Sejarah Gereja

PGI — Jakarta. Tinggal beberapa bulan ke depan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) akan mengelar hajatan besar dengan diselenggarakannya Sidang Raya XVI PGI yang akan dibuka 10 November 2014 di Nias Sumatera Utara.

Dalam SR ke- XVI ini yang menarik siapa pengganti ketua umumnya. Menurut Pdt. Dr. A. A. Yewagoe (Ketua Umum PGI saat ini)  mengatakan bahwa Ketua Umum terpilih siapapun juga harus bisa menjaga independensi dalam kapasitas hubungan PGI dengan pemerintah.

Artinya PGI juga harus tetap kristis dalam mengawal jalannya pemerintahan lima tahun ke depan. “ Harus tak segan bersuara ketika pemerintah sudah melenceng dari apa yang diinginkan masyarakat”, tegas Yewangoe, Ketua Umum yang duduk selama dua periode ini.

Di sisi lain Ketua Umum terpilih nanti harus dekat dengan anggotanya dengan cara turun langsung ke setiap anggotanya. Pengalamannya selama dua periode kepemimpinannya kunjungan ke tiap anggota itu mendapat respons positif dari setiap anggota yang dikunjungi. Untuk itu Yewangoe berharap budaya ini masih bisa dilanjutkan siapapun Ketua Umum terpilih nanti.

Lebih lanjut Yewangoe yang tercatat sebagai rektor termuda di STT Kupang itu mengingatkan karena PGI ini beranggotakan banyak sinode (88 Sinode) dan juga berbeda aliran, sudah seharusnya Ketua Umum nanti harus tahu sejarah tiap-tiap sinode anggota PGI.

Dengan mengerti sejarah sinode gereja akan mempermudah dalam menjaga ke oikumenesitas gereja-gereja dalam lingkup PGI. Namun jangan dilupakan juga selain sejarah sinode gereja-gereja anggota PGI, ia harus juga mengerti sejarah kekristenan, agar dari sejarah itu dapat menimba pengalaman, sehingga tak  terjerumus dalam persoalan yang sama.

Dalam kesempatan itu Yewangoe memberikan apresiasi yang besar kepada Pendeta Kumala Bendahara Umum PGI atas kegigihannya, sehingga dalam kepemimpinannya bisa mewujudkan pembangunan Gedung PGI. Sekalipun diakuinya agak terlambat karena sesuai rencana sudah selesai bulan Juli. Namun karena sesuatu hal maka targetnya pertengahan  September 2014, gedung baru itu bisa difungsikan .

Terlepas dari semuanya Yewangoe tetap merasa beruntung memiliki tim khususnya Bendahara yang dapat mewujudkan pembangunan gedung PGI dengan tinggi 4 lantai. Sekalipun tak bisa menempati gedung PGI tersebut dengan sedikit berkelakar, “Hitung-hitung seperti Musa yang menghantarkan untuk pemimpin baru”, pungkasnya. (YM dan BTS)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*