JAKARTA,PGI.OR.ID-Kegiatan Training For Trainers (TOT), Human Right Justice and Peace (HRJP) yang diselenggarakan oleh World Student Christian Federation (WSCF), secara resmi dibuka dengan ditandai pemukulan gong, Selasa (6/10), di Auditorium Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Gedung Manggala Wanabakti, Senayan, Jakarta Pusat.
Perwakilan dari 19 negara, di antaranya, Indonesia, New Zealand, Australia, India, Banglades, Korea Selatan, Malaysia, dan Myanmar mengikuti TOT ini. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) yang berafiliasi dengan WSCF, menjadi tuan rumah dari kegiatan tersebut.
Ayub M Pongrekun Ketua Umum GMKI dalam sambutannya menegaskan, masalah perlindungan HAM dan perusakan lingkungan merupakan persoalan serius di Indonsia, dan sebagai negara yang memiliki hutan terluas ketiga di dunia, Indonesia memiliki segudang persoalan terkait pelestarian hutan dan lingkungan. Sebab itu, tanggungjawab terhadap alam dan lingkungan tidak hanya dibebankan kepada pemerintah saja, tetapi juga seluruh elemen masyarakat.
“Bagaimana kita sebagai generasi muda ikut memberikan kontribusi menjaga alam, juga menjaga terciptanya kehidupan yang berkeadilan? Ini menjadi tanggungjawab kita bersama,” katanya.
Ayub juga menambahkan: “Terkait penegakan dan menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, para pendiri bangsa ini telah berkomitmen untuk mewujudkan hal itu, tetapi sekarang ini tampaknya negara gagal dalam memperjuangkan keadilan dan HAM.”
Dia berharap, kegiatan ini melahirkan agen-agen atau relawan-relawan yang memiliki komitmen untuk memelihara lingkungan dan keadilan. “Program ini merupakan bagian dari gerakan oikoumene internasional bagi pemuda, sebab itu GMKI sangat mendukung,” tandas Ayub.
Hal senada juga disampaikan Pendeta Krise Anki Rotti-Gosal Wasekum PGI. Menurutnya, persoalan penegakkan keadilan dan pelestarian alam merupakan isu-isu serius di Indonesia, dan juga menjadi perhatian gereja-gereja tidak hanya di Indonesia, tetapi juga dunia. Sebab itu PGI sangat mendukung dan menyambut positif kegiatan ini.
Diharapkan pula, kegiatan ini dapat melahirkan tenaga-tenaga atau trainer-trainer yang handal dalam menyikapi persoalan lingkungan, perdamaian dan keadilan di bumi. Dan melaluinya kita dapat hidup harmonis tidak hanya kepada sesama manusia tetapi juga alam.
Sementara itu, Sunita Sumati Suna, Sekjen WSCF Regio Asia-Pasifik mengungkapkan, perubahan iklim sangat penting untuk disikapi bersama, karena tidak hanya Indonesia yang mengalami perubahan iklim tetapi juga dunia. Perubahan iklim merupakan satu hal yang tidak hanya dipikirkan solusinya, tetapi harus ada kesadaran dari berbagai negara tentang keadilan ekologis.
Dia menambahkan, tema tentang perubahan iklim dan keadilan lingkungan sesungguhnya adalah tema yang sangat menantang karena keadilan ekologis berarti melihat seluruh mahkluk hidup sebagai keutuhan ciptaan Tuhan.
“Saat ini generasi muda Asia ditantang untuk melakukan transformasi sosial tidak hanya di sini saja, tapi juga di seluruh dunia mencoba berkolaborasi, dunia menjadi tempat yang sangat berafiliasi dan bekerja secara konstruktif,” katanya.
Kegiatan TOT yang akan berlangsung sejak 6-10 Oktober 2015 ini, rencananya akan mengunjungi beberapa tempat seperti TPA Bantar Gebang, dan Sungai Ciliwung. Selain itu, hasil dari TOT akan menjadi rekomendasi kepada pemerintah di negara masing-masing.
Editor: Jeirry Sumampow