Pembukaan SR ke-11 DGD. Presiden Federal Jerman: “Gereja Ortodoks Rusia, Anda salah arah”

Presiden Federal Jerman, Frank Walter Steinmeier, saat pidato pada Pembukaan Sidang Raya Dewan Gereja-Gereja se-Dunia (WCC), di Karlsruhe, Jerman, Rabu (31/8/2022).

JERMAN,PGI.OR.ID-“Pimpinan Gereja Ortodoks Rusia, yang mungkin hadir di persidangan ini, saya hendak mengatakan kepada anda, Gereja Ortodoks Rusia kini sedang menjalankan gereja ke arah yang kurang tepat, dengan melegitimasi serangan Rusia ke Ukraina,” demikian pidato Presiden Federal Jerman, Frank Walter Steinmeier, pada Pembukaan Sidang Raya ke-11 Dewan Gereja-Gereja se-Dunia (WCC), di Karlsruhe, Jerman, Rabu (31/8/2022).

Presiden mengingatkan bahwa kini terdapat begitu banyak anak-anak dan perempuan yang menjadi korban, karena menjadi target kekerasan. Bangunan publik hancur, termasuk rumah ibadah seperti gereja, sinagog dan mesjid.

Selanjutnya Presiden menghimbau peserta sidang untuk tidak diam atas keadaan ini. “Sebagai seorang Kristen, kita tidak boleh diam atas keadaan ini; sebaliknya harus berjuang bagi tegaknya perdamaian dan martabat manusia.”

Presiden juga memberikan dukungan kepada delegasi Ukraina yang mengikuti Sidang Raya ini. “Secara khusus saya menyambut delegasi Ukraina yang hadir di persidangan ini dan berharap persidangan ini memberikan support untuk komunitas mereka.”

Lebih lanjut Presiden mengimbau perwakilan Gereja Ortodoks Rusia untuk tidak menyalahgunakan forum ini, tapi sebaiknya menyiapkan diri untuk berdialog. Menurutnya, dialog akan membangun jembatan antar kelompok. Harus ada dialog yang terjadi selama persidangan ini, dialog yang menuju ke dalam terang, dan tidak mengarah pada yang upaya menjustifikasi. Menurutnya, hak ini harus menjadi pilihan kita.

“Pilihan pemerintah Jerman jelas. Dan olehnya saya mengajak Gereja Ortodoks Rusia untuk tidak setuju dengan perang. Kita diingatkan akan tanggungjawab iman. Berbicaralah di forum ini dan kami semua siap mendengarkan.”

Menurutnya tidak bisa diyakini bahwa ada rencana Tuhan dalam peperangan ini.  “Inilah salib Kristen yang dilambangkan dalam logo persidangan ini, sebagai bentuk kebersamaan semua umat Kristen. Salib ini menjadi identitas oikoumenisme untuk berdiri bagi korban dan mereka yang terpinggirkan.”

Di awal pidatonya, Presiden mengungkapkan bahwa gereja bertumbuh sesuai dengan konteks masing-masing dan bagaimana mereka menginterpretasikan teks kitab suci atas konteks yang dihadapinya. Beliau mengingatkan bahwa gereja-gereja di Jerman juga pernah melewati fasisme dan anti semitisme dalam sejarah Jerman. “Agama yang seharusnya mengangkat derajat manusia malah menjadi alat mengembangkan kebencian dan kekerasan,” kilahnya.

Selain masalah Ukraina, Presiden juga mengajak persidangan untuk ikut dalam upaya memulihkan dunia, yang makin menguatirkan dewasa ini. Presiden mengingatkan bahwa para peserta datang dari berbagai latar belakang gereja yang berbeda.  Ada gereja yang mengalami persekusi, dari kalangan minoritas yang sering didiskriminasi, korban kebijakan tertentu, korban perubahan iklim, korban perampasan tanah, perdagangan anak, perbudakan dan sebagainya.

“Itu semua menjadi permasalahan kita bersama. Dan saya mengajak kita, sebagai gereja membangun komitmen untuk berpartisipasi menuju keadilan dan perdamaian dan persatuan. Kita semua punya kewajiban sebagai bagian  dari misi kerajaan Allah.”

Sementara itu, apa yang disampaikan Presiden Federal Jerman mendapat tanggapan dari pimpinan delegasi Gereja Ortodoks Rusia, seperti termuat di mospat.ru, sebagai berikut:  

“The Chairman of the Department for External Church Relations of the Moscow Patriarchate, Metropolitan Anthony of Volokolamsk who leads the Russian Orthodox Church’s delegation at the 11th Assembly of the World Council of Churches (August 31-September 2022, Karlsruhe, Germany) commented on the statement made by President of Germany Steinmayer who, in his speech at the opening of the forum, cast doubt om the relevance of the participation of a delegation of the Russian Orthodox Church in the Assembly.

 On August 31, at the opening session of the Assembly, the participants in the forum were addressed by President of Germany F.-W. Steinmayer who in his speech cast doubt on the relevance of the participation of a delegation of the Russian Orthodox Church in the WCC Assembly.

 The President of Germany’s address contained completely unsubstantiated accusations fully ignoring all the humanitarian efforts the Moscow Patriarchate made in the context of the confrontation in Ukraine as well as an outright demand that the WCC Assembly should condemn the Russian Orthodox Church.

 I believe that the Mr. F.-W. Steinmayer’s position is an example of rude pressure made by a high-ranking representative of state power on the oldest inter-Christian organization. It is interference in the internal affairs of the World Council of Churches, an attempt to question the peace-making and politically neutral nature of its work.

 It is noteworthy that the WCC acting secretary Archpriest John Sauka, who spoke before Mr President, on the contrary pointed to the importance of the presence of the Moscow Patriarchate representatives at the Assembly, since this lies in the very nature of the largest inter-Christian organization called to promote dialogue, peace and mutual understanding.

 This publicly expressed position of the leadership of the World Council of Churches, as well as numerous addresses made by the WCC Assembly delegates from Germany and other states to the delegation of the Russian Orthodox Church show that the President of Germany’s accusations of the Church have not met with the support he expected.

 I hope that the World Council of Churches will continue to be an independent platform for dialogue that does not follow in its work a bias political order of particular states but rather the aim of asserting peace and harmony.

 

Pewarta: Pdt. Gomar Gultom