Pembukaan Sidang Sinode ke XVI GPIL 2019

LUWU,PGI.OR.ID-Kalau kita menggumuli kehidupan sekarang ini, sebagai sebuah lembaga gerejawi, maka perlu kita merangkai kembali teologis ekologis dalam melihat dari sudut pandang lingkungan hidup. Juga perlu menggumuli kehidupan spiritualitas keugaharian karena sekarang ini dari waktu ke waktu orang semakin materialisme. Dalam konteks demikian, bagaimana membangun pelayanan untuk menjembatani antara yang kaya dan miskin. Dalam konteks sekarang ini, dimanakah posisi GPIL.

Demikian khotbah Pdt. Dr. Diks Pasande dalam ibadah pembukaan Sidang Sinode ke XVI Gereja Protestan Indonesia di Luwu (GPIL), yang berlangsung di Lapangan Lamasi, Luwu, Sulawesi Selatan, Selasa (19/11).

Lanjut Diks, hal lain yang menjadi pergumulan kita di Indonesia adalah soal human trafficking. Dalam konteks kita di Luwu, yang kaya dengan berbagai nilai nilai kearifan lokal. Artinya hidup bersama tanpa membedakan karena berbagai perbedaan yang ada, tetapi justru perbedaan itu menjadi kekayanaan bersama.

Sementara itu, dalam sambutannya mewakili MPH-PGI, Pdt. Dr. Julianus Mojau menegaskan, realitas kehidupan kita sekarang ini diperhadapkan dengan berbagai krisis, diantaranya krisis kebangsaan, yang ditandai dengan adanya gerakan radikalisme. Demikian pula krisis ekologis dan krisis Oikoumene.

“Hal ini, paling tidak disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal gereja gereja dimana terjadi konflik internal dan konflik antar gereja. Hal lain dimana kita hidup di era post human, dimana kemajuan iptek melahirkan era digital yang sering mengendalikan kehidupan kita,” jelas Pdt. Julianus Mojau.

Sedangkan mewakili Menteri Agama RI, Sekretaris Dirjen Bimas Kristen RI Dr. Yan Kristian sangat mengharapkan persidangan ini berlangsung dalam penuh kedamaian untuk tetap menjaga kebersamaan dengan umat lain dalam bingkat NKRI.

Sidang Sinode ke XVI GPIL yang akan berlangsung 19-23 Nopember 2019, diikuti oleh utusan dari seluruh wilayah pelayanan GPIL. Dalam persidangan kali ini tentu akan membahas laporan pertanggungjawaban pengurus selama lima tahun yang lalu, membahas progam lima tahun ke depan serta memilih pengurus Sinode yang akan menjalankan program yang sudah disepakati bersama.

Ibadah pembukaan dihadiri sejumlah undangan seperti Ketua PGIW Sulselbara, Sinode Gereja Toraja, Pimpinan STAKN Toraja, Ketua STT Intim Makassar, Perwakilan LAI Makassar, tokoh masyarakat, warga jemaat GPIL sekitar dan juga warga gereja Toraja serta undangan lainnya yang memeriahkan ibadah pembukaan.

Persidangan dibuka secara resmi oleh Bupati Luwu Basmin Mattayang yang mewakili Gubernur Sulawesi Selatan yang berhalangan hadir karena ada tugas ke Jakarta. Mattayang dalam sambutannya sangat mengharapkan kerjasama semua lapisan masyarakat dengan pemerintah dalam bersama sama membangun daerah Luwu.

Pewarta: Aleksander Mangoting.