Pembekalan serta Pengutusan Anggota DPR RI, DPD RI, dan DPRD DKI Jakarta

Tumpang tangan para pendeta saat ibadah pengutusan para anggota legislatif di Gedung Gereja GPIB Immanuel, Gambir, Jakarta, Jumat (25/10)

JAKARTA,PGI.OR.ID-Dalam rangka pembekalan bagi anggota legislatif, terkait pemahaman teologia, nilai-nilai etis dan integritas warga gereja di bidang politik, yang kemudian diutus menjalankan tugas pelayanannya, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) bersama Gereja Protestan di Indonesia (GPI) menggelar Seminar dan Ibadah Pengutusan Anggota DPR RI, DPD RI, dan DPRD DKI Jakarta, di Gedung Gereja GPIB Immanuel, Gambir, Jakarta, Jumat (25/10).

Sebagaimana diketahui, Pemilu Legislatif yang berlangsung pada 17 April 2019 lalu, telah menetapkan anggota DPR RI, DPD RI, dan DPRD DKI Jakarta, beberapa diantaranya adalah warga gereja. Tercatat untuk DPR RI 82 orang, DPD RI 28 orang, dan DPRD DKI Jakarta 14 orang.

Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang saat menyampaikan materi

Di sesi I, Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang mengatakan, tugas yang dipercayakan kepada anggota legislatif, sekaligus sebagai warga gereja, sangat penting dan strategis, di sekitar penyusunan dan penetapan UU, maupun pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan pemerintah. Semuanya itu harus dilakukan atas nama rakyat, dan karena itu semestinya selalu terarah untuk kepentingan rakyat, yakni tercapainya masyarakat yang adil, makmur dan beradab.

Ketua Umum PGI menambahkan, salah satu tantangan besar yang dihadapi mereka (anggota legislatif, red) adalah memulihkan kepercayaan rakyat kepada para legislator yang notabene adalah pilihan rakyat. “Ironis, kalau wakil rakyat tidak lagi dihargai oleh rakyat. Kenyataan kiprah dan penampilan anggota legislatif selama ini yang sering dianggap tidak mewakili, bahkan tidak peduli kepada aspirasi rakyat, cenderung mengutamakan kepentingan pribadi atau partainya, ketidakseriusan bahkan abai dalam melakukan tugas, krisis kepemimpinan, dan integritas di kalangan sebagian legislator, telah menggerus kepercayaan rakyat,” jelasnya.

Sebab itu, lanjutnya, sangat diharapkan keteguhan komitmen para anggota legislatif untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, terutama mereka yang miskin, yang mengalami diskriminasi dan termarjinalkan. Seraya mendoakan agar selama menjalankan tugas sebagai wakil rakyat, hikmat Allah menyertai dan mencerahkan. Sehingga batin, pikiran, tindakan, dan kata-kata, mampu menyaksikan Injil Kistus yang berporos pada kasih, kebenaran, keadilan, dan damai sejahteraNya.

Anggota legislatif beserta undangan

“Kualitas kenegarawanan akan terlihat dalam integritas saudara, yakni satunya pikiran, kata dan perbuatan. Ada maksud Tuhan menempatkan saudara sebagai teman sekerjaNya, yakni untuk menghadirkan kebenaran, keadilan, dan damai sejahteraNya di ranah publik demi kemaslahatan segenap rakyat, tanpa kecuali, dan untuk kelangsungan hidup segenap ciptaan di planet ini,” tegasnya.

Sementara itu, praktisi hukum Soar Siagian, SH juga mengingatkan pentingnya integritas. Menurutnya, integritas kekristenan harus terpancar dalam diri anggota legislatif yang juga sebagai warga gereja. “Harus sungguh-sungguh dalam Kristus. Memang jumlahnya sedikit, tetapi seberapa besar kepercayaan kita terhadap penyertaan Tuhan, akan mampu menegakkan kebenaran di negara ini, dan termasuk untuk tidak terlibat korupsi.  Ini tantangan berat, tapi kalau Kristus yang mengutus kita, kita pasti mampu melawannya,” jelas Saor.

Di sesi II, diisi dengan sharing terkait loyalitas parpol dan kostituen, bersama Agustin Teras Narang, Hendrik Lewerissa, Dirjen Bimas Kristen RI Prof. Dr. Thomas Pentury, Dirjen Imigrasi Ronny F Sompie, dan mantan Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita. Mereka menekankan agar selalu terus berkomitmen memperjuangkan aspirasi rakyat, meski bukan hal mudah karena bakal berbenturan dengan garis partai, oligarki politik, kepentingan politik, dan ekonomi, yang menjadi realitas politik sekarang ini.

Diskusi di sesi II

“Alkitab menegaskan, Aku mengutus kamu ke tengah serigala. Maka yang bisa kita lakukan menurut saya adalah bagaimana memperjuangkan keduanya secara bersamaan. Memperjuangkan aspirasi rakyat tanpa bertentangan dengan partai,” ujar Hendrik Lewerissa. Sementara Agustinus Teras Narang menekankan agar selalu berupaya melakukan yang terbaik bagi bangsa ini, meski kecil tetapi kita sudah berbuat.

Sedangkan Enggartiasto Lukita lebih menekankan agar  Gereja bisa memanfaatkan anggota parlemen dalam menyampaikan misinya. Dan, harus ada hubungan yang kuat antara Gereja dengan para anggota parlemen dari berbagai partai, agar mereka dapat menjadi saksi Kristus.

Diakhir diskusi, Sekretaris Umum PGI Pdt. Gomar Gultom menegaskan, sejak awal PGI berkomitmen melakukan pertemuan secara rutin bersama anggota legislatif agar terbangun komunikasi yang intens, dapat membuka cara pandang gereja-gereja terhadap politik, serta memberi masukan dalam rangka bersama-sama mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Pdt. Dr. John Chr. Ruhulesin, MSi. saat menyampaikan kotbah

Usai diskusi, para anggota legislatif mengikuti ibadah pengutusan yang dipimpin oleh Pdt. Dr. John Chr. Ruhulesin, MSi.  Dalam kotbahnya yang mengutip Injil Matius 10:16, dia menegaskan meski tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular, namun tetap harus hidup dalam kekudusan. “Intinya, mesti memiliki integritas dan komitmen yang kuat, serius dengan imannya, dan menampilkan keteladanan. Meski fleksibel tapi pada titik tertentu harus berani mengatakan tidak,” tegasnya.

Prosesi pengutusan para anggota legislatif ditandai dengan tumpangtangan seluruh pendeta yang hadir, sambil membuat lingkaran, dan menaikkan pujian Ini Aku, Utuslah Aku. Tidak sedikit anggota legislatif yang meneteskan air mata ketika prosesi ini berlangsung.

Acara Seminar dan Ibadah Pengutusan Anggota DPR, DPD RI, dan DPRD DKI Jakarta mendapat apresiasi dari beberapa anggota legislatif, seperti yang dituturkan Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem, Eva Stephani Rataba. “Pembekalan dan pengutusan ini sangat penting khususnya bagi kami yang baru terpilih. Karena memang seperti khotbah yang disampaikan pendeta tadi, kita ini ibaratnya domba yang diutus ke tengah-tengah serigala. Dengan demikian, kita perlu mendapatkan arahan bagaimana menempatkan diri kita sebagai orang Kristen yang membawa garam dan terang di dunia ini. Juga bagaimana kita membawa berkat agar aspirasi atau amanah dari masyarakat bisa pertanggungjawabkan kembali,” ujar anggota legislatif dari dapil Sulawesi Selatan 3 ini.

Foto bersama diakhir acara

Eva juga berharap, agar kegiatan serupa dapat dilakukan secara berkesinambungan. Sebab melaluinya anggota legislatif mendapat masukan-masukan dari para pendeta terkait peran yang telah dimainkan, serta antisipasi ke depan.

Hal senada juga diungkapkan Anggota DPD RI dari Sulawesi, Lili Amelia Salurapa. Menurutnya, kegiatan ini sangat membantu, dan mengingatkan kepada kita untuk selalu berlindung dalam kasih Tuhan. “Apalagi seperti saya yang tidak akan mampu tanpa bantuan Tuhan, terlebih dalam menjalan tugas mulia yang sudah diberikanNya,” tandas Lili, sambil berharap agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan lagi.

 

Pewarta: Markus Saragih