Pelatihan Relawan Gelombang Kedua untuk Pencegahan Covid-19

Mamah Sunaryo dan Suster Junyanti dari PPI RS PGI Cikini saat menyampaikan materi terkait penanggulangan Covid-19, di Grha Oikoumene, Jakarta, Jumat (20/3)

JAKARTA,PGI.OR.ID-Pelatihan relawan gelombang kedua untuk pencegahan Covid-19 yang dilaksanakan oleh PGI, berlangsung di pelataran parkir Grha Oikoumene, Jakarta, Jumat (20/3). Pelatihan diikuti 33 orang pemuda dari berbagai gereja yang ada di Jabodetabek.

Sekum PGI Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty (memegang mic) saat membuka pelatihan

Membuka pelatihan, Sekretaris Umum PGI Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty menyampaikan terima kasih kepada peserta, karena telah merespon panggilan kemanusiaan dengan menjadi relawan. Menurutnya, PGI memang mengambil sikap untuk menggerakkan relawan gereja sebagai manifestasi dari iman, dan panggilan gereja untuk membela serta merawat kehidupan. Berdasarkan hal tersebut, PGI mencoba mengupayakan sedapat mungkin, dalam situasi sekarang ini, untuk bertindak, baik melalui doa, penguatan-penguatan spiritual, tetapi juga melalui tindakan konkrit.

“Tindakan konkrit yang beresiko, karena ini bukan relawan untuk bencana alam, banjir, kebakaran, dan lainnya, tetapi relawan ketika diperhadapkan kepada spektrum bahaya yang sudah meluas. Di latihan pertama kita juga katakan pertimbangkan untuk masuk pada partisiasi ini. Selesai pelatihan, malamnya hampir setengah mengundurkan diri. Tetapi itu pilihan yang wajar,” ujarnya.

Lanjut Sekretaris Umum PGI, secara prinsip menjadi relawan adalah kesediaan memberi waktu, tenaga, apa yang dimiliki, melepas ego, tidak mendapat nama, bahkan kesediaan untuk menderita. “Dan role model untuk relawan sejati adalah seperti Yesus, yang memberi diri penuh. Sebab itu, kita membutuhkan solidaritas, soliditas, sebagai gereja, tetapi juga sebagai warga bangsa. Memang niat baik tidak cukup. Kita juga dibutuhkan skill terutama di dalam situasi dan keterlibatan pada isu-isu yang memang membutuhkan keamanan tingkat tinggi,” ujar Pdt. Jacky, biasa dia disapa.

Tidak jauh berbeda dengan pelatihan relawan gelombang pertama yang dilaksanakan pada Rabu (18/3), di gelombang kedua ini, relawan juga mendapat pengetahuan seputar apa dan bagaimana Covid-19 oleh Mamah Sunaryo dan Suster Junyanti dari Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) RS PGI Cikini. Juga apa yang perlu diperhatikan agar jemaat merasa aman dan nyaman beribadah, seperti mengukur suhu jemaat dengan thermometer sebelum masuk ke rumah ibadah, dan menyediakan handsanitizer atau fasilitas untuk cuci tangan dengan sabun.

Paparan dan praktik langsung oleh Tim Dompet Dhuafa

Selain itu, menyediakan blower bertekanan di atas pintu masuk, mengatur sistem alur masuk dan keluar jemaat, melakukan disinfektan di seluruh area utk ibadah, menyiapkan alternatif untuk menyampaikan persembahan, bagi majelis yang menghitung persembahan menggunakan sarung tangan dan masker, mengganti jabat tangan dengan bentuk lain, serta mengganti baju/jubah minimal sehari sekali.

Demikian halnya di sesi kedua. Relawan mendapatkan pengetahuan sekaligus praktik langsung, mengenai penggunaan peralatan, serta perlengkapan keselamatan diri, dalam kegiatan penyemprotan disinfektan oleh Awaludin, Eka Duwandi, dan Wanda dari Tim Dompet Dhuafa. Sesi ini juga mendapat perhatian luar biasa dari relawan. Terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan.

Diakhir pelatihan, relawan diminta kembali komitmennya apakah akan tetap menjadi relawan pencegahan Covid-19 atau tidak. Hal ini dilakukan untuk pengaturan dalam penyediaan bahan serta peralatan pendukung yang dibutuhkan, ketika terjun langsung melakukan disinfektan di lingkungan gereja, maupun fasilitas publik lainnya.

 

Pewarta: Markus Saragih