Pelatihan Modul Agama-agama Melawan Intoleransi dan Radikalisme

JOMBANG,PGI.OR.ID-Tiga puluh lima anak muda berkumpul di kuil Hong San Kong Gudo, Jombang, Jawa Timur untuk mengikuti Pelatihan Modul “Agama-agama Melawan Intoleransi dan Radikalisme”. Pelatihan yang berlangsung sejak 11-14 Juli ini, dilakukan dengan kemasan deradikalisasi penggerak perdamaian berbasis komunitas.

Mereka (Anak-anak muda yang ikut dalam pelatihan, red), hasil seleksi ketat oleh panitia Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) Jombang dari 100 lebih pendaftar. JIAD Jombang, sebagai host sekaligus panitia pelaksana adalah partner PGI dalam pelatihan ini.

Membentuk komunitas muda lintas iman dan agama sebagai agen perubahan dan perdamaian

Jombang menjadi pilihan sebagai tempat kegiatan, karena Jombang sebagai salah satu ikon kota dengan segala keberagamannya. Walaupun dilaksanakan di Jombang, tetapi peserta hadir dari hampir seluruh Jawa Timur, yaitu Surabaya, Mojokerto, Jember, Banyuwanwi, Bondowoso, Malang dan beberapa daerah lain.

Ada yang istimewa dalam pelaksanaan kali ini, karena ada dua yang hadir dari Depok dan Bogor, Jawa Barat. Mereka hadir atas biaya sendiri, mereka sangat menginginkan bisa bergabung dalam training ini karena resah dengan apa yang terjadi di daerahnya tersebutm Pada hari I ini, peserta melakukan pendefinisian soal radikalisme agama, belajar mengenai identitas diri dan posisinya dalam keberagaman bahkan mengukur kadar intoleransi dalam keluarga dan komunitasnya.

Dalam sesi yang terakhir pada malam hari, peserta akan mendapatkan data peta intoleransi di Indonesia dan peran media sosial di dalamnya. Setelah itu, peserta juga akan melakukan identifikasi konstitusi dan regulasi merespon toleransi dan keragaman. Lokasi Klenteng yang asri dan luas ini menjadikan suasana training santai, namun padat dengan materi, sehingga peserta menjadi produktif termasuk untuk menuliskan pengalamannya dalam “welcome dinner” di Gereja Bethel yang ada di Gudo, Jombang.

Esok harinya, peserta akan mengalami perjumpaan dengan kunjungan komunitas yang berbeda-beda. (Pdt. Penrad Siagian)